Danau Batur di Kintamani, Kabupaten Bangli yang merupakan Danau terbesar di Bali. Danau ini mengalirkan air ke enam Kabupaten di Bali/Bisnis.com - Harian Noris Saputra
Travel

Jelajah Tirta Nusantara: Relasi Spiritual dalam Tata Kelola Danau Batur

Harian Noris Saputra
Sabtu, 18 Mei 2024 - 12:20
Bagikan

Bisnis.com, BANGLI – Tata kelola air di Danau Batur tidak bisa dilepaskan dari keberadaan Pura Ulun Danu Batur yang menjadi pusat spiritual atau kebudayaan yang membangun peradaban di sekitar Danau bahkan di sebagian besar wilayah Bali khususnya wilayah pertanian.

Danau dengan luas 16 km ini sejak dahulu kala dikelola arif dan bijaksana dengan dengan berlandaskan nilai – nilai luhur kebudayaan yang dibentuk oleh pengempon Pura Ulun Danu Beratan.

Tata kelola yang berakar dari nilai spiritual ini menurut  Jero Penyarikan Danau Batur, I Ketut Eriadi Ariana karena masyarakat Bali meyakini kehadiran Danau Batur di Bali erat kaitannya dengan peran para dewa yang memotong Gunung Mahameru kemudian potongan tersebut menjadi Gunung Agung dan Gunung Batur, yang kemudian meletus memunculkan Danau Batur.

Eriadi menjelaskan jika merujuk pada referensi mitologi yang diyakini oleh masyarakat Bali, Danau Batur muncul ketika Bali dalam masa yang tidak stabil, muncul huru hara karena tidak ada pangan yang cukup dan pemerintahan tidak jalan.

Kehadiran Danau Batur bagi masyarakat Bali merupakan anugrah yang kemudian menghidupkan pertanian dan ekonomi hampir enam wilayah di Bali mulai dari Kabupaten Bangli, Gianyar, Buleleng, Karangasem, sebagian Tabanan, sebagian Badung, dan Kota Denpasar. Hanya Kabupaten Jembrana yang tidak masuk dalam aliran air Danau Batur.

Air di Gunung Batur mengalir ke enam wilayah tersebut mengalir dari sejumlah jaringan aliran sungai mulai dari keberadaan Tukad Telaga Waja di Karangasem, kemudian Tukad Ayung, kemudian Das Pakerisan, sampai ke Tukad Banyumala dan beberapa sungai - sungai yang ada di kawasan Buleleng.

Di Sepanjang aliran sungai tersebut kemudian membentuk kelompok irigasi atau subak yang kemudian mengatur pemanfaatan air di masing – masing daerah. Eriadi menjelaskan hingga saat ini terdapat 340 subak yang berada di jaringan Danau Batur.

Eriadi mengatakan karena diyakini sebagai anugerah dari Ida Betara atau Tuhan Yang Maha Esa, maka lakon masyarakat Bali dalam mengelola dan memanfaatkan air di Danau Batur berlandaskan nilai spiritual yang berpusat di Pura Ulun Danu Batur. Tercermin dari para petani yang tergabung dalam 340 subak tersebut dalam memanfaatkan air danau batur.

Eriadi menyebut para petani di aliran sungai yang terhubung dengan Danau Batur setidaknya tiga kali mengunjungi Pura Ulun Danu Batur. Kunjungan pertama sebelum mulai bertani, para petani akan ke Pura memohon air suci dari Jero Gede Batur dengan harapan masa tanam berjalan dengan lancar.

Caption - Petani di Tepi Danau Batur sedang menyiram tanaman bawang.  Air yang digunakan langsung diambil dari Danau Batur yang dialiri dari pipa dengan mesin air
Caption - Petani di Tepi Danau Batur sedang menyiram tanaman bawang. Air yang digunakan langsung diambil dari Danau Batur yang dialiri dari pipa dengan mesin air

Kemudian kedatangan kedua ketika tanaman diserang hama atau ketika masa pemupukan, petani memohon air suci dan berdoa agar hasil tanaman mereka bagus di masa panen, Dan kedatangan ketiga ketika pasca panen untuk melakukan upacara persembahan hasil panen sebagai rasa syukur kepada Ida Bhatara.

“Pura ini dinobatkan atau diyakini Penghulu ning subak Bali Dwipa, jadi pura tertinggi di pranata masyarakat subak. Persembahan yang mereka sembahkan itu sangat beragam, ada yang mempersembahkan beras, kambing babi bahkan kerbau sebagai sembahan paling besar atau utama dalam konteks upacara di Bali. Mereka ini tidak pernah putus, karena mereka meyakini ketika ini bisa terputus air akan mengecil, akan terjadi gangguan hama dan masalah lainnya. Keyakinan ini yang kemudian membuat mereka terus melakukan itu,” ujar Eri.

Sebagai bentuk hubungan timbal balik, para pengempon Pura Ulun Danu Beratan yang berperan sebagai prajuru atau pengelola Danau akan selalu siap membantu ratusan kelompok subak.

Jero Gede Batur misalnya berperan penting ketika ada pemekaran subak baru, pemekaran subak harus atas sepengetahuan atau seizin Jero Gede Batur karena akan berkaitan dengan pemanfaatan air dan upacara di Pura. Kemudian Jero Gede Batur akan datang ke kelompok subak jika diundang untuk mengatasi masalah, misalnya masalah hama, Jero Gede akan membantu secara niskala atau spiritual.

Halaman:
  1. 1
  2. 2
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro