Health

Mencegah Pengaruh Buruk GENG MOTOR

Kontributor
Senin, 10 Juni 2013 - 06:54
Bagikan

BISNIS.COM, JAKARTA—Perangai geng motor berlabel XTC dan Laser di Pekanbaru, Riau, bikin warga ketakutan. Dikomandoi Klewang, 58, mereka merekrut remaja sebagai anggota. Pada Mei 2013, perbincangan soal geng motor kembali memanas.

Tak hanya media lokal, sejumlah media nasional pun gencar beritakan tentang Klewang. Sumardirejo alias Klewang berasal dari Brebes, Jawa Tengah. Dengan geng motor XTC bentukannya, dia melakukan berbagai tindakan kriminal: penjarahan, pemukulan, penganiayaan hingga pemerkosaan.

Klewang juga menjadikan geng motor laiknya sebuah organisasi kejahatan yang terstruktur. Ada panglima, intel, dan lainnya. Selain XTC, Klewang juga bentuk geng motor khusus wanita; Ladies Sex Road (Laser). Laser juga lengkap secara struktur. Polres Pekanbaru akhirnya merespon keresahan masyarakat dengan membentuk tim khusus pembasmi geng motor.

“Tindakan yang dilakukan anggota geng motor sudah tidak bisa ditoleransi lagi. Mereka menganiaya orang dan melakukan tindakan criminal lainnya,” ujar Kapolres Pekanbaru, Kombes Pol Adang Ginanjar.

 Kepolisian melalui tim bergerak cepat, Klewang pun tertangkap bersama anak buahnya. Penyidikan terus dilakukan. Fakta-fakta mulai terungkap secara jelas hingga siapa anggotanya dan bagimana keseharian kawanan geng motor tersebut.

Di antaranya adalah remaja putri. Risdayati, Ketua Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Provinsi Riau, mengatakan persoalan kriminalitas yang dilakukan para remaja dalam geng motor di Pekanbaru adalah masalah hilir dari bentuk hulu yang amburadul. Menurutnya, terjadi proses transisi seorang anak, yakni menganggap usang norma lama namun juga belum cocok dengan norma baru. Sederhananya, lanjut Risdayati, mereka belum matang secara pikiran dan sikap tetapi menolak disebut anak-anak.

“Pada proses inilah dibutuhkan peran keluarga untuk membentengi si anak untuk tidak masuk ke dalam komunitas yang salah,” kata Risdayati yang juga Sosiolog di Universitas Riau.

Peran Semua Pihak

Ada sejumlah komponen yang sangat memengaruhi perubahan perilaku anak. Pertama, keluarga. Beberapa kasus yang dijumpai, katanya, umumnya anak tidak mendapatkan figur yang sangat dia kagumi di rumah, baik dari ibu atau ayah. Selain itu, orangtuanya tidak mengerti akan keinginan anak sehingga terjadi pemaksaan.

Kedua, sekolah. Guru, jelasnya, harus membuat pemetaan terhadap seluruh remaja yang masuk ke dalam sebuah sekolah. Dengan begitu, semua pihak terkait akan tahu bagaimana menghadapi setiap pribadi anak.

Ketiga, masyarakat. Masyarakat di lingkungannya menentukan kepribadian remaja. Karena anak-anak mempunyai kebiasaan try and error. Remaja, katanya, akan selalu mencoba hal yang dia lihat di lingkungannya, dan saat gagal barulah menyadarinya.

Keempat, media massa. Media  televise dinilai sangat berpengaruh terhadap pribadi seseorang. Apa yang dia tonton akan membuat pola pikir sendiri, yang akhirnya diterapkan.Terakhir, jelasnya, kelompok sebaya. Oleh karena itu, Risdayati memaparkan, keluarga seharusnya dapat memberikan perhatian kepada remaja dengan mengetahui minat dan bakat mereka. Hal itu, berguna untuk bisa mengarahkan aktivitas para remaja tersebut.

“Jadi semua pihak terkait harus bersatu untuk mengatasi masalah seperti ini,” katanya. (ltc)

Penulis : Kontributor
Editor : Others
Sumber : Aang Ananda Suherman
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro