DAM 999 dari Bollywood memenangi festival IFFEHC 2014/JIBI
Entertainment

IFFEHC 2014: Tanpa Karya Sineas Indonesia

Puput Ady Sukarno
Jumat, 23 Mei 2014 - 22:20
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Gelaran International Film Festival for Environment, Health, Culture (IFFEHC) 2014 yang diikuti oleh 55 negara dengan 465 karya film, dipastikan tanpa keikutsertaan film dari para sineas Indonesia.

Acara tahunan yang digelar setiap tahun (Mei-Juni) dalam rangka memperingati Hari Lupus Sedunia (10 Mei), Hari Kebudayaan Dunia (21 Mei) dan Hari Lingkungan Dunia (5 Juni) tersebut tahun ini kembali digelar setelah pada Mei 2013 mendulang kesuksesan.

Pendiri dan Direktur IFFEHC Damien Dematra mengatakan tahun sebelumnya dalam kategori khusus diikuti oleh tiga film dari Indonesia, tetapi sangat disayangkan tahun ini justru tidak ada kehadiran film buatan sineas Indonesia.

"Tahun lalu film DAM 999 dari Bollywood memenangi festival ini. Filmnya kuat sekali dalam mengangkat tema lingkungan," tuturnya, di Pusat Studi Kebudayaan Rusia, Jalan Diponegoro 12, Jakarta, Kamis (22/5/2014).

Pihaknya mengaku kurang begitu yakin mengenai alasan sebenarnya kenapa tidak ada peserta dari Indonesia yang ikut berkompetisi, padahal penyelenggara event berskala internasional ini dari Indonesia.

Menurutnya banyak faktor yang bisa menyebabkan para sineas tidak ikut serta, bisa jadi bahwa memang idealisme atau minat para sineas Indonesia dalam membuat film bertema sosial, seperti kesehatan, lingkungan dan kebudayaan memang sedikit.

"Padahal ini di luar negeri antusiasmenya sangat tinggi. Dari sebanyak 465 film yang berkompetisi itu, lebih dari 200 judul film justru berasal dari Amerika," ujarnya.

Menurutnya kecilnya minat dalam membuat film bertema sosial itu lantaran kebanyakan sineas Tanah Air masih berorientasi profit dan kebanyakan apresiasi dari masyarakat sendiri terhadap film-film seperti itu juga masih rendah, sehingga para sineas enggan menanggung kerugian dalam pembuatannya.

"Mungkin juga soal cakupan lomba, yakni tarafnya intrnasional. Karena memang kriteria yang diperlombakan dalam ajang ini adalah penyajian yang menarik, menghibur, memberi inspirasi, dan dipadu dengan teknik sinematografi yang baik pula," ujarnya.

Salah satu patron atau pelindung acara, Erna Santoso mengatakan memang sangat disayangkan tidak adanya partisipasi dari sineas Indonesia, padahal Indonesia memiliki sejuta persoalan sosial terkait hal itu yang bisa diangkat melalui media film.

Padahal film festival adalah wadah, khususnya bagi para sineas independen berbakat untuk menyuarakan pesan sekaligus berekspresi bebas mengenai idealisme mereka dalam berkarya.

"Kalau bukan sineas Indonesia sendiri, lalu siapa lagi. Ajang ini diharapkan juga mampu memberikan inspirasi bagi sineas Tanah Air untuk turut membuat film-film inspiratif bertema sosial," ujarnya.

Dalam pelaksanaan festival kali ini, IFFEHC menggandeng dua ajang festival film internasional lainnya, yakni Asia Pasific International Filmmaker Festival and Award (APIFA) dan juga World Film Awards (WFA).

Apabila film yang dikirimkan peserta ternyata tidak cocok dengan tema IFFEHC, tetapi dari sisi sinematografi bagus, langsung bisa direkomendasikan untuk mengikuti ajang APIFA atau WFA.

"Malam penganugerahan pemenang bagi para sineas terbaik dalam kategori film cerita panjang, film cerita pendek, film dokumenter panjang dan pendek, serta kategori pendatang atau newcomer akan dilakukan di Universitas Mercu Buana (UMB), Rabu (4/6)," ujar Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Mercu Buana, Dana Santoso.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro