Bisnis.com, JAKARTA--Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerjasama dengan Badan Perfilman Indonesia menggelar ajang penghargaan apresiasi Film Indonesia ke-3 yang di Istana Maimun, Medan pada 13 September 2014.
Dirjen Kebudayaan Kacung Marijan mengatakan AFI 2014 merupakan bentuk apresiasi pemerintah terhadap karya dan insan perfilman Tanah Air. Apresiasi tersebut mencakup tiga bagian, yakni penghargaan utama, penghargaan khusus, dan penghargaan inspiratif.
"Saat digelar pertama kali pada 2012, AFI masih mencari bentuk. Bahkan ada yag mengkritik, apa bedanya dengan FFI [Festival Film Indonesia]? Jelas kategori penghargaan yang diberikan berbeda," katanya, Kamis (24/7/2014).
AFI 2014, lanjutnya, sengaja digelar di luar Jawa untuk meningkatkan apresiasi dan kecintaan masyarakat terhadap film karya anak bangsa.
"Ternyata pemerintah provinsi Sumatera Utara bersedia kerjasama sekaligus mendukung pendanaan. Medan itu kan salah satu simbol kebudayaan melayu, penyelenggaraan AFI bisa jadi branding image yang positif," katanya.
Lebih rinci, AFI 2014 akan memberikan penghargaan utama untuk enam kategori, yakni apresiasi film cerita panjang bioskop, film cerita panjang nonbioskop, film pendek, film dokumenter, film animasi, dan film anak.
Adapun penghargaan khusus AFI 2014 mencakup sembilan kategori, yakni apresiasi sutradara perdana, poster film, film independen pelajar, film independen mahasiswa, komunitas, festival film, lembaga pendidikan, media cetak, dan media noncetak.
"Film-film yang sudah diputar di bioskop selama periode 10 Oktober 2013-31 Juli 2014 otomatis masuk dalam penjurian AFI. Berbeda dengan FFI yang harus mendaftar dulu," kata Ketua Panitia AFI 2014 Robby Ertanto.
Robby menambahkan sebelum ajang penganugerahan, rangkaian kegiatan AFI 2014 mencakup sosialisasi dan workshop bertema klasifikasi film sepanjang Agustus-September. Disusul pawai artis, musium visit dan launching Piala Dewantara AFI 2014.
Pada kesempatan yang sama, Pengurus Badan Perfilman Indonesia Kemala Atmojo berharap AFI yang memasuki tahun ke-3 semakin matang dan menemukan bentuk penjurian, kategori, dan sistem penghargaan yang tidak berubah-ubah.
"Sekilas memang berbeda dengan FFI, mudah-mudahan AFI dan FFI bisa berjalan dengan baik, seperti Busan dan Puchon Film Festival di Korea Selatan," tuturnya.