Bisnis.com, SURABAYA - Industri perhiasan tahun depan diperkirakan tumbuh hingga 10% seiring dengan berkembangnya tren penggunaan batu-batuan alam yang semakin diminati masyarakat saat ini.
Iskandar Husin, Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Emas dan Permata Indonesia (APEPI) mengatakan pertumbuhan industri perhiasan tahun ini tidak terlalu bagus dan sampai akhir tahun diperkirakan hanya tumbuh 5%.
"Krisis politik beberapa negara ini mengakibatkan penjualan emas untuk ekspor turun, tetapi konsumen dalam negeri ini masih minat terhadap emas karena harganya cukup stabil akibat turunnya harga emas dunia dan naiknya nilai dolar AS," jelasnya di sela-sela Pembukaan Surabaya International Jewellery Fair (SIJF) 2014, di Shangri-La Hotel Surabaya, Kamis (23/10/2014).
Dia menjelaskan selain ada harapan baru dari pemerintahan Joko Widodo - Jusuf Kalla, industri perhiasan ke depan bakal tumbuh karena ada tren dan minat batu-batuan alam yang bisa diperoleh dari dalam negeri.
Saat ini masyarakat lebih menginginkan perhiasan yang berbahan campuran seperti emas dan batu, atau perak dan batu.
"Pertumbuhan industri ini juga didorong oleh para IKM (industri kecil menengah) yang bermunculan. Ternyata di sektor informal, banyak ibu-ibu yang memanfaatkan kreativitas, mereka membeli batu-batu lalu digosok, didesain yang futuristik, dan dipadukan dengan perak lalu dijual dengan harga yang lebih tinggi," jelasnya.
Saat ini, komposisi ekspor barang perhiasan yakni hanya 20%, sedangkan 80% dipasarkan di dalam negeri. Tahun lalu, komposisi ekspor perhiasan baik dari emas, permata dan batuan alam yang diproduksi yakni mencapai 30%.
Adapun industri perhiasan yang banyak melakukan ekspor adalah berasal dari Jawa Timur dengan komposisi 60%, dan disusul dari industri di Jawa Barat. Harga batuan pun beragam, mulai Rp20.000 hingga jutaan rupiah per potong.
"Batu yang akan naik daun tahun depan ini seperti batu dari Aceh dan batu Safir dari Papua, dan sekarang yang mulai langka adalah batu sabun," imbuh Iskandar.
Dia menambahkan pengusaha berharap pemerintah membantu menumbuhkan industri perhiasan, terutama memberikan bantuan peralatan untuk memproduksi perhiasan hingga pelatihan bagi IKM serta regulasi agar batu-batu alam asli dalam negeri tidak diekspor mentah-mentah.
"Banyak batu asal daerah-daerah kita yang diklaim oleh negara lain yang memasarkan perhiasan, ini harus diproteksi," katanya.
Lilik S Orianto, salah satu pelaku IKM dengan nama Narezvarie Jewellery, mengatakan usaha mendesain perhiasan sudah cukup lama digelutinya. Rata-rata setiap bulan Lilik memperoleh omset minimal Rp25 juta dengan pasar dalam negeri dan ekspor ke beberapa negara.
"Saya belanja bahan baku seperti batu alam dan perak di toko-toko emas yang jual perak batangan, kemudian saya desain modelnya lalu digarap oleh perajinya," ujarnya.
Fashion
Tren Batuan Alam Dongkrak Industri Perhiasan 2015
Penulis : Peni Widarti
Editor : Rustam Agus