Bisnis.com, BALIKPAPAN— Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Balikpapan menyatakan okupansi perhotelan di kota yang dijuluki Kota Minyak turun cukup signifikan.
“Penurunannya bervariabel, tapi penurunannya kisaran antara 15-25%, ya,” tutur Ketua PHRI Balikpapan Yulidar Gani kepada Bisnis, Jumat (13/2/2015).
Menurutnya, sebagian hotel yang bergantungpada kegiatan pegawai negeri sipil (PNS) mengalami penurunan okupansi yang lebih besar dibanding hotel yang tak bergantung pada kegiatan PNS.
Penurunan okupansi ini merupakan dampak secara kolektif dari larangan kegiatan PNS yang dilakukan di hotel, turunnya harga minyak, dan lesunya bisnis batu bara.
Atas dampak penurunan okupansi itulah, lanjutnya, pihak manajemen perhotelan terpaksa menghemat mengurangi risiko kerugian lantaran okupansi yang tak mengimbangi biaya operasional yang harus dikeluarkan per hari.
“Kami harus piawai menghemat. Main cost yang paling besar dalam operasional harus dikurangi, seperti listrik dan tenaga kerja. Supaya lebih efisien,” tukasnya.