Bisnis.com, JAKARTA- Saat Anda masih menjadi ‘anak baru’ di kantor, perhatikan beberapa hal yang sebaiknya dihindari ketika bekerja di kantor baru.
1. Membandingkan kantor baru dengan yang lama
Hindari membanding-bandingkan kantor baru Anda dengan yang lama. Setiap kantor pasti memiliki kebijakan dan cara kerja yang berbeda. Cobalah beradaptasi dan jangan berusaha mengubah aturan yang sudah ada di kantor tersebut.
2. Berusaha keras memberi kesan baik
Kadang Anda terlihat berusaha keras memberi kesan baik pada bos dan rekan kerja. Tapi bersikap berlebihan seakan-akan Anda sudah kenal lama dengan mereka malah memiliki efek sebaliknya. Anda boleh saja bersikap ramah, tapi tahu juga batasan karena bagaimanapun juga Anda masih memiliki label ‘anak baru’.
3. Cepat percaya pada rekan kerja
Jangan buru-buru percaya dengan rekan kerja Anda, karena belum mengenal mereka secara mendalam. Tetap jaga jarak dengan tidak menceritakan hal-hal pribadi ke rekan kerja.
4. Bertanya hal-hal kecil pada manajer
Sebagai pekerja baru, Anda pasti memiliki banyak pertanyaan seputar prosedur kerja atau aturan perusahaan. Namun, jangan biasakan bertanya tentang hal-hal kecil ke manajer. Jika bisa, sebaiknya bertanyalah pada rekan kerja dengan jabatan yang sama atau rekan kerja senior untuk hal-hal tersebut.
5. Berpikir Anda tahu semuanya
Dengarkan dulu instruksi dari atasan dan jangan langsung merasa Anda sudah tahu semuanya tanpa perlu arahan dari bos. Tunjukkan bahwa Anda punya keinginan untuk mendengarkan dan memberi perhatian penuh pada tugas yang diberikan.
6. Terlalu banyak mengeluh
Belum apa-apa, Anda sudah banyak mengeluh soal kantor baru. Mulai dari jadwal kantor, internet yang lambat, atau aturan perusahaan yang dirasa terlalu menyulitkan. Banyak mengeluh ketika status Anda masih ‘anak baru’, hanya akan membuat nama Anda jelek di depan atasan dan rekan kerja.
7. Ikut politik di kantor
Sebagai pekerja baru di kantor, ada baiknya Anda menjadi pihak yang netral. Jangan ikut-ikutan politik di kantor, apalagi memihak pada satu orang tertentu sebelum mengetahui permasalahan yang terjadi di perusahaan. (Bisnis.com)