Bisnis.com, JAKARTA – Seiring dengan pertambahan usia, kemampuan fungsi otak seseorang akan menurun dan bisa menjadi penyebab awal penyakit Alzheimer. Meski begitu, memenuhi asupan nutrisi yang seimbang dan menerapkan pola hidup sehat sejak dini diyakini mampu mengurangi risiko penyakit tersebut.
“Penuaan tidak bisa dihindari, tetapi dampak negatif terhadap kesehatan dapat diperlambat dengan bantuan nutrisi yang baik dan olahraga baik fisik maupun mental,” ujar Guru Besar Psikiatri dari University of California Los Angeles (UCLA) Gary Small, ketika menjadi pembicara di Herbalife Wellness Tour, belum lama ini.
Dia menambahkan para ahli telah melakukan penelitian mengenai hal tersebut dengan menggunakan teknologi scan otak modern, evaluasi neuropsikologi, penilaian status kardiovaskular, tingkat olahraga, dan kebiasaan diet yang mungkin memperkuat daya ingat.
Menurutnya, hingga kini Alzheimer dikenal sebagai penyakit paling mematikan keempat di dunia. Meski demikian, penyebab kematian penderita biasanya dibarengi dengan komplikasi penyakit lain seperti pneumonia atau radang paru dan infeksi kulit.
Hasil konferensi internasional para ahli mengenai Alzheimer pada 2014 memperkirakan jumlah penderita penyakit tersebut akan meningkat tiga kali lipat atau sekitar 150 juta penderita pada 2050. Jumlah tersebut meningkat tiga kali lipat dari prevalensi saat ini yang sebesar 44 juta jiwa.
Di Indonesia, beberapa sumber menyatakan jumlah penderita Alzheimer di Indonesia diperkirakan mencapai satu juta orang, Jumlah tersebut diperkirakan meningkat sekitar 3,5% hingga 4% setiap tahunnya.
Di sisi lain, Small mengatakan hasil penelitiannya di Amerika Serikat yang cukup mengejutkan. Survey yang melibatkan 18.000 orang berusia 18 hingga 99 tahun tersebut mengungkapkan fakta bahwa 14% orang berusia dewasa muda telah mengalami keluhan terhadap daya ingat.
Menurutnya, fakta tersebut turut dipengaruhi gaya hidup anak muda yang kurang sehat seperti merokok, minum alkohol, malas berolahraga serta kebiasaan yang kurang baik. Manusia usia produktif biasanya lebih banyak terpapar komputer dan perangkat elektronik sehingga lebih sulit memfokuskan perhatiannya pada satu hal.