Pos pendakian Gunung Argopuro, Purbolingo, Jawa Timur, bersama petugas jaga/Bisnis.com-Wan Ulfa
Travel

Tersesat dan Terbius di Gunung Argopuro

Wan Ulfa Nur Zuhra
Kamis, 21 Mei 2015 - 15:20
Bagikan

Diminta Berbohong Kalau Naik Gunung Tanpa Izin (10)

Lebih dari satu jam berjalan, kami tak kunjung menemukan tenda Pak Arifin, tapi kemudian tampak sosok Pak Samhaji menyusul kami. 

Sambil memapah saya yang kesulitan berjalan, dia lalu meminta kami agar mengatakan kalau kami masuk tanpa izin jika nanti ada pihak yang menanyakan. Samhaji bilang, permintaan itu atas perintah atasannya, Susiono. 

Samhaji tampak ketakutan dan memohon agar kami berbohong. Saya sempat bertanya, memangnya kenapa kalau kami mengatakan yang sebenarnya? 

“Nanti kami dianggap lalai,” katanya. Saya pun mengiyakan, semacam tidak tega jika Samhaji harus terkena imbas dari kelalaian kami yang salah memilih jalan.   

Sampai di tenda Pak Arifin, nasi dan mie telah matang, kami pun langsung makan. Saya memilih makan roti sebab maag sudah kambuh. Saat selesai makan dan bergegas untuk turun, tim SAR lain datang bersama seorang wartawan. Melihat mereka kelelahan, jadilah kami menunggu mereka melepas lelah. 

Kami mulai berjalan sekitar pukul 10.00. Dalam perjalanan ke desa, saya terus dipapah oleh Samhaji, dengan beberapa orang tim SAR ikut berjalan di belakang. Pak Arifin jalan duluan dengan langkah yang begitu cepat. Katanya dia akan mengabil motor dan menjemput kami sampai jalurnya memungkinkan. 

Saat jalur sudah mulai masuk perkebunan warga, saya dan Rezza dijemput Pak Arifin dengan sepeda motornya. Dia dengan lihai membawa kami berdua melewati jalan bebatuan.

“Samhaji bilang apa tadi?“ tanyanya. 

Seolah paham apa maksud Pak Arifin, kami jelaskan kalau kami diminta berbohong tentang izin masuk. Saya tidak ingat persis kalimat yang diucapkan Pak Arifin setelah itu, yang jelas, dia tampak tidak setuju dengan permintaan Samhaji. 

Belum sempat bertanya alasannya, kami sudah sampai pada truk milik tim SAR. Kerumunan wartawan tampak menunggu, pertanyaan dan kamera mereka terasa cukup mengganggu. 

Tetapi karena empati sesama wartawan dan paham rasanya menunggu narasumber, saya minta ke rekan saya untuk jawab saja pertanyaan mereka.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro