Bisnis.com, JAKARTA - Minat masyarakat Indonesia menyaksikan pertunjukan opera masih minim, kenyataan itu diungkap oleh penggiat opera Erza Styadharma.
"Selama 15 tahun, hanya 20% dari total masyarakat yang menggemari musik klasik sebagai akar dari opera. Persentase ini memang lebih meningkat dibanding pada 1999 yang masih 'babad alas'," katanya.
Menurutnya, selama ini stigma yang berkembang di masyarakat bahwa pertunjukan opera hanya untuk kalangan orang tua. "Padahal ini salah. Pertunjukan opera masuk ke semua segmentasi usia. Angka 20% itu berasal dari usia yang beragam".
Untuk menggalakkan minat masyarakat sekaligus menandai 65 tahun hubungan bilateral Italia-Indonesia, Kedutaan Besar Italia di Jakarta dan Instituto Italiano di Cultura bekerjasama dengan Ciputra Artpreneur menggelar pentas kombinasi antara tarian dan opera orisinil dari Italia.
Artemis Danza, grup balet asal Italia akan menampilkan Traviata pada 14 Juni 2015 di pusat kebudayaan Ciputra Artreneur Theatre. Pertunjukan seni ini akan memperlihatkan kombinasi antara tarian kontemporer dengan gerakan balet klasik dan alunan opera khas Italia.
Pagelaran yang berdasarkan opera La Traviata yang legendaris ini, diintepretasikan oleh Monica Casadei yang merupakan pendiri Artemis Danza, berdasarkan penafsiran kontemporernya dari sudut pandang kepekaan seorang wanita.
Pertunjukan berdurasi satu jam itu mengenakan harga tiket mulai Rp250.000-Rp500.000.
Show
Minat Nonton Opera di Indonesia Masih Minim
Penulis : Azizah Nur Alfi
Editor : Yusran Yunus