Bisnis.com, JAKARTA - Setiap orang pasti pernah merasakan masa jenuh. Tidak terkecuali bagi penulis roman populer Indonesia Mira W yang telah menghasilkan 82 buku selama 40 tahun berkarya.
Mira tercatat sebagai novelis produktif. Bahkan, dalam setahun Mira dapat menyelesaikan lima karya. Misalnya pada 1981, dia meluncurkan lima buku, yakni Kemilau Kemuning Senja (dari cerber Dokter Nona Friska, 1977), Benteng Kasih (kumpulan cerpen), Firdaus yang Hilang, Cinta di Awal Tiga Puluh, dan Seandainya Aku Boleh Memilih.
Proses berkarya berlanjut pada 1983 yang meluncurkan buku dengan jumlah sama. Yakni, Dari Jendela SMP, Tak Cukup Hanya Cinta, Seruni Berkubang Duka, Mekar Menjelang Malam (kumpulan novelet), dan Relung Relung Gelap Hati Sisi.
Pada 1984, dia juga meluncurkan karya Tak Selamanya Gelap itu Gulita (kumpulan novelet), Jangan Pergi Lara, Merpati Tak Pernah Ingkar Janji, Memburu Jodoh (kumpulan cerpen), dan Galau Remaja di SMA.
Meski dikenal sebagai novelis yang produktif, ternyata masa jenuh untuk menulis pernah dialaminya. Pada 1997, 1999, 2006, dan 2011, dia merasa perlu untuk sedikit berjarak dengan dunia menulis.
Mira menuturkan tidak ingin memaksakan diri untuk menulis ketika masa jenuh sedang melanda. Sebab, ini akan berimbas pada hasil karyanya nanti.
"Saya pikir semua orang pasti pernah merasa jenuh. Nah kalau sedang jenuh, saya tidak ingin memaksakan diri untuk menulis. Jalan keluarnya dengan jalan-jalan, menonton film, dan membaca buku," tuturnya.
Mira mengatakan dunia tulis menulis sudah menjadi bagian hidup dan hobinya. Maka dia merasa terharu dan bangga karena saat launching buku terbarunya Sisi Gelap Cinta, banyak penulis dan pembaca dari generasi muda yang hadir.
"Saya terharu dan bangga karena ternyata karya saya berdampak positif untuk menginspirasi mereka," katanya.