Skizofrenia. /tanyadok.com
Health

Pengobatan Terkini Penderita Skizofrenia

Tisyrin Naufalty T. Nurbaiti
Minggu, 15 November 2015 - 16:10
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Skizofrenia merupakan gangguan jiwa serius yang memperlihatkan gejala berupa kelainan perilaku serta gangguan proses berpikir dan emosi. Namun demikian, penderita skizofrenia dapat dikendalikan dengan obat-obatan serta terapi (psikologis).

Biasanya, pengobatan pada penderita skizofrenia berlangsung dalam waktu yang lama, mengingat gejalanya masih dapat kambuh sewaktu-waktu. Itu sebabnya untuk dapat hidup normal, penanganan skizofrenia harus komprehensif.

Menurut Ketua Majelis Pengembangan Pelayanan Keprofesian Psikiatri Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) Nurmiati Amir, pasien skizofrenia yang sudah sembuh dapat kembali menjalankan perannya semula di tengah masyarakat.

Namun, untuk mencapainya hal tersebut perlu langkah dan upaya pengobatan yang komprehensif. “Jangan ada lagi stigma. Pasien skizofrenia juga punya harapan untuk kembali bekerja,” katanya.

Dia menjelaskan obat-obatan merupakan penanganan awal skizofrenia. Secara umum, obat-obatan yang diresepkan oleh dokter adalah antipsikotik. Ada dua kelompok obat-obatan antipsikotik, yaitu antipsikotik generasi pertama dan generasi kedua.

Beberapa jenis obat generasi pertama, antara lain, fluphenazine,  perphenazine, chlorpromazine, dan haloperidol . Orang dengan skizofrenia (ODS) yang mengonsumsi obat tersebut biasanya akan mengalami efek samping gemetar, lidah menjulur, hingga gerakan yang menjadi kaku seperti robot.

Sementara itu, pengobatan terkini menggunakan obat generasi kedua tidak menimbulkan efek samping seperti pada generasi pertama. Efek samping yang biasanya terjadi adalah peningkatan berat badan, sembelit, mengantuk, pandangan kabur, mulut kering, dan berkurangnya gairah seks.

Beberapa jenis obat-obatan yang masuk dalam generasi kedua, antara lain, clozapine, ziprasidone, quetiapine, olanzapine, risperidone,  aripiprazole, dan paliperidone.

Nurmiati mengatakan obat-obatan generasi kedua untuk ODS tentu saja lebih baik dibandingkan dengan generasi sebelumnya, mengingat obat generasi pertama bersifat toksik karena merusak neuron. Sayangnya, obat-obatan generasi kedua tersebut tidak mudah didapatkan.

Di tengah masyarakat, penderita skizofrenia akan kesulitan dalam berinteraksi karena mengalami gangguan otak kronis, sehingga seringkali tersingkirkan dari kehidupan sehari-hari.

Hal tersebut dikarenakan masih adanya stigma atau anggapan negatif di tengah masyarakat tentang skizofrenia, misalnya, orang dengan skizofrenia adalah korban santet.

Dalam keseharian, penderita skizofrenia akan memperlihatkan gejala berupa waham, halusinasi, dan pergolakan emosi. Waham yang dimaksud adalah mereka beranggapan orang lain membaca pikiran mereka, atau merasa seakan-akan orang lain akan menyakiti mereka. Dalam hal halusinasi, mereka kerap mendengar suara yang tak terdengar oleh orang normal.

Selain itu, mereka juga kehilangan minat serta motivasi, memiliki perasaan yang datar, dan menarik diri dari pergaulan sosial. Saat berbicara, mereka kerap menggunakan kata-kata baru yang dikarang sendiri.

Eri Achmad, Psikiatri RSUD Arjawinangun Cirebon, mengatakan ODS tidak dapat membedakan mana kenyataan dengan khayalan. “Salah satu pasien saya pernah bilang, baru bertemu dengan Presiden,” katanya.

Dia mengatakan sebanyak 1% dari populasi setidaknya akan mengalami skizofrenia. Skizofrenia biasanya menyerang usia produktif yaitu 20-40 tahun.

Saat ini, pasien gangguan jiwa telah mendapatkan perlindungan melalui Undang-undang Kesehatan Jiwa No 18/2014, yang di dalamnya terdapat upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif terhadap kesehatan jiwa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bisnis Indonesia, Minggu (15/11/2015)
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro