Ada lebih dari 30 tipe HPV yang dapat menginfeksi daerah organ intim perempuan, dan beberapa tipe tersebut bisa membahayakan bahkan menyebabkan kematian.
Health

Cara Mutakhir Mempercantik Organ Intim Perempuan

Tisyrin Naufalty Tsani
Minggu, 13 Desember 2015 - 17:10
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Sebagian besar perempuan kerap mengeluhkan organ intim yang tak lagi ‘cantik’ setelah melahirkan. Beragam kondisi dan keluhan seputar organ intim pascamelahirkan tersebut membuat perempuan rela merogoh kocek dalam-dalam, demi mengembalikannya ke bentuk seperti ketika masih gadis.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan—prosedur operasi dan non operasi— untuk memperbaiki kondisi organ intim perempuan. Yang terbaru adalah dengan menggunakan suatu alat bernama radiofrequency.

Radiofrequency merupakan salah satu prosedur nonoperasi yang dapat dilakukan dalam waktu singkat. Tindakan non operasi yang dimaksud yaitu tanpa sayatan dan tidak menimbulkan luka.

Menurut Dokter Spesialis Obstetri Ginekologi Ciputra Medical Center Yeni Dhana Sari, radiofrequency dapat mengatasi keluhan seputar organ intim mulai dari sulit menahan kencing, vagina yang terasa longgar, bibir vagina yang lebar, atau warna vagina yang menghitam.

“Berapapun usianya kalau sudah ada keluhan, boleh dicoba menggunakan radiofrequency,” katanya.

Untuk melakukan radiofrequency, pasien tidak membutuhkan persiapan khusus sebelumnya. Dokter hanya akan mencukur habis rambut kemaluan pasien agar lebih mudah dalam melakukan tindakan.

Selama dokter melakukan tindakan, pasien hanya akan merasakan adanya sesuatu yang hangat menempel pada organ intim, seakan-akan sedang ‘disetrika’. Namun, diperlukan 2--4 kali tindakan agar mendapatkan hasil yang maksimal sesuai dengan keinginan pasien.

Prosedur radiofrequency seakan-akan menyempurnakan prosedur yang telah ada sebelumnya untuk mengatasi keluhan pada organ intim perempuan, yaitu laser. Berbeda dengan laser, pasien boleh langsung melakukan hubungan seksual tanpa ada masa jeda terlebih dahulu setelah mencoba tindakan radiofrequency.

Sementara itu, dengan tindakan laser, pasien harus istirahat berhubungan seks selama beberapa waktu karena vagina akan menge luarkan cairan akibat proses penyembuhan. Namun, baik laser maupun radiofrequency, keberhasilan kedua prosedur tersebut tetap harus diiringi dengan kegiatan olah raga.

Setiap perempuan tetap harus menjaga organ intimnya, bisa dengan melakukan senem kegel, yaitu senam yang dapat menguatkan otot-otot dasar panggul. Senam ini mudah dilakukan di mana saja bahkan sembari duduk karena gerakan dasarnya mirip dengan cara menahan buang air kecil.

Selain senam kegel, olah raga pilates atau yoga juga dapat membantu menjaga kekencangan vagina.

Selain prosedur nonoperasi, ada pula beberapa jenis prosedur operasi atau pembe-dahan untuk mengatasi keluhan pada organ intim perempuan, misalnya labioplasty untuk mengatasi keluhan bibir vagina yang lebar.

Bibir vagina yang lebar akan menganggu saat berhubungan seksual yaitu menimbulkan rasa sakit. Selain itu, juga ada prosedur labia majora volume enhancement untuk memperbaiki bagian labia majora yang kurang berisi sehingga perlu ditambah lemak.

Lemak yang digunakan berasal dari tubuh pasien itu sendiri. Labia majora adalah bagian terluar vagina yang ditumbuhi rambut. Selanjutnya, ada pula labia majora reduction untuk mengurangi volume labia majora yang cenderung berisi atau tebal.

Labia majora yang terlalu berisi dapat mengganggu penampilan, misalnya pada saat perempuan menggunakan celana ketat untuk senam, sehingga kurang enak dilihat. Di sisi lain, perempuan juga perlu melindungi organ intimnya dari berbagai penyakit selain melakukan berbagai hal dengan tujuan meremajakan kembali organ intim.

Dokter Spesialis Obstetri Ginekologi Ciputra Medical Center Sita Danis Utari mengingatkan agar perempuan melakukan vaksinasi human papillomavirus (HPV) untuk melindungi organ intimnya. “Idealnya, vaksinasi diberikan sebelum aktif secara seksual,” katanya.

Ada lebih dari 30 tipe HPV yang dapat menginfeksi daerah organ intim perempuan, dan beberapa tipe tersebut bisa membahayakan bahkan menyebabkan kematian.

Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bisnis Indonesia, Minggu (13/12/2015)
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro