Sifilis/kemenkes
Health

Ini Gejala dan Cara Mencegah Penyakit Sifilis

Salma Permata Dewi
Senin, 29 Mei 2023 - 13:28
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Penyakit menular seksual (PMS) memiliki beragam jenis, termasuk sifilis. Sifilis merupakan penyakit yang menyebabkan kerusakan pada tubuh secara serius.

Beberapa waktu lalu, sifilis menjadi bahan perbincangan di media sosial. Awalnya, salah satu pengguna TikTok bernama Amira, dokter obstetri dan ginekologi (obgyn), dengan nama pengguna @dokteramiraobgyn, mengunggah video mengenai penyakit sifilis. Video tersebut ditonton sebanyak 1,7 juta kali dan disukai sebanyak 148,6 ribu. Penyakit sifilis juga memasukki trending Google hari ini di urutan ke 6.

Dilansir dari Healthline, sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Penyakit ini sulit untuk didiagnosis dan dapat menyebabkan kerusakan serius pada sistem tubuh jika dibiarkan saja.

Saat ini, penyakit sifilis sering ditemukan, baik di wanita maupun pria. Walaupun sifilis pada pria dan wanita terdapat peningkatan kasus, penyakit ini pada wanita meningkat sedikit lebih banyak daripada pria.

Dilansir dari Center for Disease Control and Prevention (CDC), dilaporkan di Amerika Serikat ada sebanyak 176.713 kasus sifilis pada 2021, termasuk sifilis kongenital, sifilis primer, dan sifilis sekunder. Tingkat sifilis primer dan sekunder (P&S) telah meningkat hampir setiap tahunnya. Selama tahun 2020 hingga 2021, sifilis P&S meningkat sebanyak 28,6 persen.

Sifilis memiliki empat tahapan, yakni primer, sekunder, laten/tersembunyi, dan tersier. Tiap tahapan memiliki gejalanya masing-masing. Tahap pertama dan kedua merupakan tahapan yang paling menular. Ketika berada dalam tahap laten, sifilis tetap aktif, tetapi sering tidak menimbulkan gejala. Lalu, sifilis tersier adalah yang paling merusak kesehatan.

penyebab sifilis
penyebab sifilis

Berikut gejala-gejala sifilis tiap tahapannya:

1. Sifilis primer

Tahap awal sifilis terjadi sekitar 3 sampai 4 minggu setelah seseorang tertular bakteri. Sifilis primer dimulai dengan luka bulat kecil. Luka ini tidak menimbulkan rasa sakit, tetapi sangat menular.

Penderita mungkin tidak menyadarinya bahwa mereka memiliki sifilis. Luka ini bisa muncul di mana pun, seperti pada atau di dalam mulut, alat kelamin, atau dubur. Luka tetap ada selama 2 sampai 6 minggu dan terkadang memiliki gejala berupa pembengkakan kelenjar getah bening.

2. Sifilis sekunder

Gejala-gejala yang didapatkan dari sifilis sekunder akan hilang jika melakukan pengobatan. Namun, seseorang tetap mengidap sifilis jika tidak diobati. Ruam kulit dan sakit tenggorokan dapat terjadi selama tahap kedua sifilis.

Ruam tidak akan gatal dan biasanya ditemukan di telapak tangan dan telapak kaki, tetapi dapat muncul di bagian tubuh mana saja. Adapun gejala lain sifilis sekunder sebagai berikut.

- sakit kepala
- pembengkakan kelenjar getah bening
- kelelahan
- demam
- penurunan berat badan
- rambut rontok
- sendi yang sakit

3. Sifilis laten atau tersembunyi

Tahap ketiga sifilis adalah tahap laten atau tersembunyi. Tidak ada gejala yang terlihat pada tahap ini. Namun, bakteri tersebut tetap berada di dalam tubuh. Tahap ini bisa berlangsung selama bertahun-tahun sebelum berkembang menjadi sifilis tersier.

4. Sifilis tersier

Tahap infeksi terakhir adalah sifilis tersier. Sekitar 14 hingga 40 persen orang dengan sifilis memasuki tahap tersier. Sifilis tersier dapat terjadi bertahun-tahun atau dekade setelah infeksi awal. Sifilis tersier dapat merusak sistem tubuh bahkan mengancam jiwa, berikut hal-hal yang mungkin didapatkan.

- kebutaan
- kehilangan pendengaran
- kondisi kesehatan jiwa
- hilang ingatan
- destruksi jaringan lunak dan tulang
- gangguan neurologis, seperti stroke atau meningitis
- penyakit jantung
- neurosifilis atau infeksi otak atau sumsum tulang belakang

gejala sifilis, tanda penyakit sifilis
gejala sifilis, tanda penyakit sifilis

Karena sifilis merupakan penyakit menular, berikut cara-cara penularannya:

1. Secara seksual

Sifilis paling utama ditularkan secara seksual. Orang bisa tertular sifilis melalui kontak langsung dengan luka sifilis selama hubungan seks vaginal, anal, atau oral.

2. Ibu dengan sifilis ke bayi yang dikandungnya

Bayi dapat tertular sifilis jika ibunya mengalami infeksi yang tidak diobati. Kondisi ini disebut sifilis kongenital.

3. Transfusi darah

Sifilis juga dapat ditularkan melalui transfusi darah, meskipun itu sangat jarang terjadi.

Untuk mencegah penyakit sifilis sepenuhnya adalah dengan tidak melakukan hubungan seks vaginal, anal, atau oral. Pilihan lainnya adalah menjalin hubungan monogami jangka panjang dengan pasangan yang tidak menderita sifilis.

Jika tidak, Anda bisa menggunakan kontrasepsi saat melakukan hubungan seks, seperti kondom dan dental dam, menghindari berbagai mainan seks, rutin melakukan pemeriksaan kesehatan mengenai PMS.

Dilansir dari National Center for Biotechnology Information (NCBI), pengobatan yang harus dilakukan oleh penderita sifilis itu tergantung dengan stadiumnya. Setelah melakukan pengobatan, penderita tetap harus mengikuti pasca pengobatan setelah 6, 12, dan 24 bulan. Selain itu, pemeriksaan ulang pada 3 dan 9 bulan disarankan untuk individu yang berisiko tinggi.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro