Petugas resepsionis sedang melayani tamu hotel./Ilustrasi-Bisnis
Travel

Okupansi Hotel Sepanjang 2015 Turun, Ini Musababnya

Rivki Maulana
Selasa, 19 Januari 2016 - 19:20
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melansir tingkat keterisian kamar secara nasional mengalami penurunan selama 2015.

Data BPS yang dikutip, Selasa (19/1/2016), menunjukkan jumlah kamar hotel berbintang mencapai 217.474 kamar sedangkan jumlah pengunjung mencapai 135.590 orang. Alhasil, tingkat keterisian tercatat 62,36%.

Tingkat okupansi tersebut turun 5,1% dibandingkan posisi 2014 sebesar 68,4%. Penurunan ini disebabkan penambahan jumlah kamar lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah pengunjung.

BPS mencatat, pertumbuhan jumlah kamar mencapai 11% sedangkan pertumbuhan pengunjung hanya 1,2%. Pertumbuhan yang kecil itu disebabkan oleh penurunan tamu asing sebesar 8,3%. Sementara itu, tamu dari dalam negeri tumbuh 4,6%.

Ketua Umum Persatuan Hotel & Restoran Indonesia (PHRI), Hariyadi B. Sukamdani mengungkapkan di sejumlah daerah pasar perhotelan mengalami kelebihan pasokan.

"Di beberapa daerah emmang berat, Pekanbaru, Bali, Makassar, Solo itu oversupply sehingga pasarnya kurang sehat," jelasnya kepada Bisnis.com, Kamis malam (18/1/2016).

Dia mengusulkan agar dilakukan moratorium izin pembangunan hotel baru di daerah yang mengalami kelebihan pasokan. Ini dimaksudkan agar tingkat okupansi kembali ke level yang sehat.

Kendati demikian, secara umum Hariyadi menilai permintaan kamar hotel perlu digenjot. Dia menyebut kebijakan pemerintah membebaskan visa kunjungan untuk 75 negara bisa berdampak positif terhadap peningkatan kunjungan wisatawan asing.

"Tapi pemerintah juga perlu memperbaiki infrastruktur, kamar hotel Indonesia kan terbsar di Asean, kota ke kota sudah terkoneksi, problemnya tinggal jalan menuju tempat wisatanya," jelas Hariyadi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rivki Maulana
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro