Bisnis.com, SAMARINDA – Awal tahun 2016, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mencatat 19 orang meninggal dunia akibat demam berdarah dengue (DBD), dengan jumlah penderita 1.641 orang.
Berdasarkan catatan tersebut, Kaltim telah masuk fase Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD.
Kepala Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinkes Kaltim Soeharsono mengatakan, KLB ditetapkan masing-masing kepala daerah kabupaten/kota.
“Penderita dan korban jiwa DBD awal tahun 2016 ini sangat tinggi, dibanding 2015. Sejak tahun 2013 sampai sekarang tren angka penyakit akibat virus dengue ini terus meningkat di Kaltim. Ini pertanda pencegahan penyakit DBD di daerah-daerah kabupaten/kota belum maksimal,” kata Soeharsono, Senin (15/2/2016).
Untuk mencegah bertambahnya korban jiwa, Dinkes Kaltim meminta setiap daerah menggalakkan satu rumah satu jumantik.
Soeharsono mencontohkan, daerah Panajam Paser Utara membuat terobosan untuk cegah DBD dengan “pojok abate”, sehingga warga yang butuh abate bisa datang ke lokasi yang disediakan. Abate ini lalu dibawa warga untuk ditaburkan di rumah.
“Kasus DBD ini terjadi musiman mengikuti cuaca hujan yang tinggi akan semakin banyak terjadi DBD. Kami sudah lama pelajari kasus ini. Sejak November 2015, kasus DBD ini terus meningkat ke bulan Desember masuk ke Januari 2016 sampai April. Puncak kasus DBD, memang pada bulan Januari dan Februari ini,” jelas Soeharsono.