Bisnis.com, JAKARTA - Puluhan pelajar yang tergabung dari Vanela School dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Adria Pratama Mulya Tangerang unjuk gigi kebolehan merka dalam drama teater musikal bertajuk Mimpi Kecil di Gedung Kesenian Jakarta, belum lama ini.
Pentas yang digelar selama kurang lebih dari dua jam tersebut melibatkan 45 pemain, dan dana yang terkumpul akan disumbangkan untuk peningkatan pendidikan di Dusun Koko, Nusa Tenggara Timur.
Sutradara Venantius Vladimir Ivan mengharapkan agar penonton dapat menyerap pesan moral dari pentas ini yakni agar tidak mudah berpikir instan dalam mewujudkan mimpi yang besar.
“Yang ingin diampaikan adalah ketika kita mempunyai sebuah mimpi kadang kala orang ingin yang instan untuk mencapai mimpi yang besar. Dalam hal ini saya ingin memberikan pesan bahwa sebenarnya mimpi besar itu datang ketika kita mengerjakan mimpi-mimpi kecil,” ujar pria yang akrab disebut Ivan ini.
Alur cerita yang sederhana dan tampilnya bintang tamu aktris Eno Lerian dan Rowiena Umboh, membuat pentas teater ini semakin hidup. Mimpi Kecil menceritakan kisah kehidupan anak SMA yang bernama George, yang diperankan oleh Adit Marciano.
Di usia yang masih terbilang muda, dia hidup dengan ibunya yang kehilangan akal sehat setelah suaminya meninggal dunia. Hidup tanpa teladan dari ayahnya, membuat George seperti kehilangan pegangan.
Hingga pada akhirnya dia berkesempatan untuk bertemu dengan dara manis yang bernama Gadis. Ketertarikannya kepada Gadis membuat George ingin terus mendekatinya. Konflik mulai muncul saat George mulai menerapkan jurus-jurus pendekatan kepada Gadis.
Dia menjadikan perempuan ini menjadi mimpi besarnya. “Dalam adegan itu, George ingin bertemu Gadis. Dia melakukan step by step, dan dia mengerjakan sesuatu sehingga dilihat oleh Gadis. Pada akhirnya mimpi besar itu datang dengan sendirinya,” katanya.
Belakang Pentas
Meskipun pentas berjalan dengan cukup sukses, tetapi Ivan mengaku banyak tantangan yang harus diselesaikan menjelang pertunjukan. Faktor sumber daya manusia, di mana pemain bukan dari kalangan teater merupakan tantangan yang harus dihadapi Ivan.
“Mereka bukan pemain profesional. Semua pemain adalah gabungan dari dua sekolah yang berbeda. Akibatnya latihan gabungan itu jarang sekali,” katanya.
Selain kendala tersebut, dia menilai masih muncul kesalahan blocking yang dilakukan pemain saat pementasan. Menurutnya, beberapa pemain khususnya anak-anak masih belum paham mengenai positioning saat pertunjukkan.
“Menurut saya sebagian sudah benar, sebagian lagi masih belum sempurna. Kami sampai geregetan menonton dari atas. Namun, pertunjukkan kali ini sudah lumayan. Balik lagi ke mimpi kecil. Semua mimpi kecil kami sudah dikerjakan. Semoga besok menjadi besar,” tuturnya.
Berbeda dengan Ivan, pelakon Adit Marciano mengaku cukup mempersiapkan mental berperan sebagai George. Menurutnya, karakter George hampir mirip dengan kepribadiannya.
Oleh karena itu, dia tidak terlalu merasa kesulitan dalam mendalami peran. “Kesulitannya adalah dalam segi menghafal dialog. Dialognya banyak. Selain itu, waktu untuk latihan cukup terbatas. Seminggu hanya bertemu dua kali. Semua itu yang paling berat,” katanya.
Dia mengaku saat di atas pentas tidak terlalu memikirkan peran yang diberikannya. Hal terpenting baginya adalah dapat memberikan yang terbaik saat pertunjukkan berlangsung. Dalam pementasan kali ini, Adit juga harus beradu akting dengan artis Eno Lerian dan Rowiena Umboh.
Adit mengaku tidak merasa terlalu gugup dan justru bersyukur dapat belajar dari dua pemain profesional tersebut. “Justru saya banyak belajar dari mereka berdua, sempat gugup, tetapi lama-lama tidak ada kesulitan,” ungkapnya.