Kabar24, JAKARTA - Masuk dalam nominasi Warisan Dunia Organisasi Pendidikan, Kelimuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO), Kawasan Kota Tua, Jakarta terus berbenah. Baru-baru ini organisasi PBB itu telah menuntaskan proyek percontohannya, membugar bangunan Historia Food & Bar dan Kedai Seni Djakarte.
Arya Abieta, arsitek yang menggarap proyek ini mengungkapkan ketika pertamakali masuk ke gedung Kedai Seni Djakarte, kondisi atap sangat memprihatinkan. Karena itu pembugaran diprioritaskan pada perbaikan kuda-kuda kayu dan mengganti semua kayu kontruksi atap yang rusak.
"Ini menjadi kesulitan tersendiri karena pembugaran harus mempertahakankan bentuk asli gedung," katanya pada acara Celebration of Heritage Bulidings di Historia Food and Bar, Kota Tua, Jakarta, Kamis (31/3/2015) lalu.
Selain atap, sambungnya, pihaknya memperbaiki talang dan pipa talang vertikal pada muka bangunan termasuk perbaikan konsol penahan talang dan atap tritisan. Persoalannya, menurut Arya, memperbaiki konsol sisi luar yang asilnya sudah dimakan rayap. Dia pun mendesain kembali talang itu dan menutupi sebagian atap yang rusak dengan material lain.
"Kesulitan lain perbaikan hand railling [susuran tangga]. Karena railing asli gedung ini sudah tak ada pegangannya," ujarnya.
Untuk mengatasi hal itu, Arya melakukan survey ke bangunan Museum Bank Mandiri untuk mengetahui bentuk hand railing-nya. Sebab bangunan museum itu dibangun oleh arsitek yang sama sehingga sebagian komponennya memiliki kesamaan.
Sementara itu terkait proses pembugaran Historia Food and Bar. Arya mengatakan persoalannya hampir sama yakni di atap. Saat pertama kali masuk ke gedung, dia meminta jangan pernah ada orang yang naik ke atap. Alasannya, kontruksi atap sudah tidak layak karena besi penyangga sudah tak ada.
"Keadannya sangat membahayakan. Besi-besi penyangga atap hilang, entah dicuri atau apa," ujarnya. Karenanya pembugaran difokuskan pada perbaikan kuda-kuda baja dan struktur atap dari kayu. Sebagian kayu yang rusak dan lapuk segara diganti dengan kayu baru.
Selain atap, dinding bata lantai 2 juga turut diperbaiki karena sudah terkelupas. Arya menuturkan perbaikan dilakukan dengan menggunakan campuran yang sesuai dengan komposisi material perekat dinding asli.
Menariknya, batu bata di gedung ini berbeda dengan gedung lainnya lantaran tidak terbuat dari tanah seperti biasanya melainkan pasir dan kapur. "Kami perbaiki kembali dengan material serupa yaitu campuran kapur, pasir, dan bata tumbuk," ujarnya.
Sekedar diketahui Organisasi PBB itu tiap tahun menyeleski bangunan bersejarah di seluruh dunia untuk dijadikan warisan budaya. Kawasan Kota Tua kini dinominasikan sebagai Situs Warisan UNESCO 2017.