hamil/mylastoutbreak.com
Health

Tunda Kehamilan Bisa Ganggu Kesuburan

Rezza Aji Pratama
Senin, 11 April 2016 - 18:39
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Setiap pasangan tentu mendambakan keturunan. Namun, tidak semua ingin langsung memiliki momongan.

Tidak sedikit juga yang justru memilih menundanya dengan berbagai alasan. Biasanya alasan yang paling banyak adalah persoalan karir atau pendidikan.

Bagi wanita pekerja, memiliki momongan tentu menjadi tantangan tersendiri. Hal ini membuat urusan kehamilan menjadi hal yang merepotkan. Jika sudah demikian, pasangan biasanya memilih untuk memprioritaskan karir ketimbang keturunan.

Menurut dokter spesialis kandungan dari  Rumah Sakit Sahid Sahirman, Yassin Yanuar Muhammad, penundaan ini bisa berdampak pada kesuburan wanita.

Dia menjelaskan, secara umur mungkin wanita tersebut masih tergolong muda. Namun, kesuburan tidak hanya bergantung pada umur semata.

Selain usia kronologis yang dihitung berdasarkan tanggal lahir seseorang, dunia kedokteran juga mengenal istilah usia biologis. Dalam urusan kesuburan wanita, usia biologis dinilai dari kuantitas dan kualitas sel telur. Hal ini memiliki kaitan erat dengan kemampuan reproduksi wanita untuk hamil.

“Seringkali usia biologis lebih cepat mengalami penuaan dibandingkan dengan usia kronologis. Ini terjadi karena berbagai sebab mulai dari penyakit tertentu, radiasi dan kemoterapi, paparan zat kimia, hingga gaya hidup tertentu."

Yassin menjelaskan, seorang wanita biasanya mengalami penurunan jumlah dan kualitas sel telur pada usia 35 tahun. Disarankan, bagi pasangan yang merencanakan untuk menunda kehamilan, agar memperhitungkan aspek tersebut.

Apalagi menurutnya, sulit memprediksi secara akurat kapan usia biologis seseorang lebih tua ketimbang usia kronologisnya. Seharusnya, perencanaan reproduksi keluarga didampingi oleh spesialis obstetric dan ginekologi.

Di Indonesia, gangguan kesuburan wanita menjadi salah satu permasalahan tersendiri. Data Badan Pusat Statistik pada 2008 mengungkapkan, jumlah wanita usia reproduksi mencapai 39,8 juta orang. Sementara itu, mereka yang mengalami gangguan kesuburan berada di kisaran 10%-15%.

Gangguan kesuburan sendiri dianggap terjadi ketika suatu pasangan gagal mendapatkan keturunan setelah melakukan hubungan seksual yang benar selama satu tahun tanpa menggunakan alat kontrasepsi.

Gejala

Yassin juga menjelaskan, gejala gangguan kesuburan bisa dilihat dari siklus haid. Jika siklus tidak teratur, wanita harus mulai mewaspadai adanya potensi gangguan kesuburan. Setiap bulan ada sel telur matang yang tidak dibuahi, sehingga keluar menjadi haid. Namun, pada perempuan yang tidak teratur siklus haid-nya, berarti terdapat gangguan pada sistem hormonal yang mempengaruhi kemampuan reproduksi.

“Selain faktor hormonal siklus haid juga dipengaruhi oleh gaya hidup maupun penyakit kista dalam rahim. Wanita yang memiliki gangguan ini tidak boleh menyepelekannya,” katanya.

 Bayi Tabung

Pada pasangan yang mengalami gangguan kesuburan, salah satu cara yang banyak ditempuh adalah dengan menjalani program bayi tabung. Teknologi ini dilakukan dengan mempertemukan sperma dan sel telur di luar tubuh manusia. Baru setelah terjadi pembuahan, 2-3 embrio akan di tanam kembali ke rahim calon ibu.

Adapun waktu yang dibutuhkan untuk mengikuti program bayi tabung adalah antara 4-6 minggu. Di seluruh dunia, tingkat keberhasilan program ini berkisar 40%-50%. Keberhasilan program bayi tabung dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti usia calon ibu, cadangan sel telur, dan faktor penyebab infertilitas.

Sekjen Perhimpunan Fertilias In Vitro Indonesia (Perfitri) Budi Wiweko mengatakan, di Indonesia saat ini terdapat sekitar 4 juta wanita yang mengalami gangguan kesuburan. Hal ini membuat program bayi tabung semakin diminati.

Data dari 28 klinik bayi tabung yang tersebar di 11 kota dan 8 provinsi di Indonesia, terdapat sebanyak 4.827 siklus yang terbagi atas 4.127 siklus baru dan 750 dalam bentuk simpan beku pada tahun 2014.

Kendati demikian, persoalan akses dan biaya masih menjadi kendala bagi peminat program bayi tabung. Di Amerika Serikat harganya sekitar US$12.000. Adapun di Indonesia biaya yang harus dikeluarkan lebih murah.

Saat ini Rumah Sakit Sahid Sahirman juga telah meluncurkan program Fertility Center Smart IV F untuk melayani program bayi tabung. Adapun harga yang ditawarkan berkisar US$3.000.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro