Ilustrasi/Healthcareaboveall
Health

Ingin Diet Garam? Coba Beralih ke Garam Laut

Rezza Aji Pratama
Selasa, 19 April 2016 - 23:50
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Sebagai salah satu bumbu dasar masakan, konsumsi garam tentu tidak bisa dihindari. Namun, belakangan ini mulai timbul kekhawatiran baru soal garam akibat peningkatan penyakit darah tinggi. Penyakit yang dikenal sebagai silent killer ini merupakan pemicu utama berbagai penyakit degeneratif seperti jantung.

Benarkah garam harus benar-benar dihindari untuk mencegah penyakit darah tinggi? Pakar nutrisi Emilia Achmadi menuturkan konsumsi garam saat ini mustahil dihindari. Para ahli juga tidak merekomendasikan untuk menghindari garam sama sekali. Disarankan konsumsi ideal per hari adalah 1 sendok teh.

“Diet garam bukan berarti kita harus menghentikan konsumsi garam. Hanya saja pengaturan dan pemilihan jenis gram yang perlu dilakukan,” paparnya.

Emilia menambahkan garam juga memiliki banyak fungsi. Mulai dari mencegah kram yang bisa berakibat fatal bagi jantung, hingga osteoporosis akibat kekurangan mineral yang terkandung dalam garam.

Para atlet juga sering mengonsumsi garam untuk mencegah kram. Sementara itu, pada ibu hamil kekurangan garam bisa menyebabkan janin mengalami kekurangan hormone tiloid yang berguna untuk metabolism tubuh dan perkembangan otak.

Salah satu jenis garam yang bisa direkomendasikan adalah garam laut alami. Garam laut diproduksi dengan proses penguapan air laut sehingga mengandung lebih banyak mineral dibandingkan dengan garam biasa.

Secara fisik, garam laut memiliki tekstur yang agak besar dan kasar dengan warna kecoklatan hingga merah muda. Di Indonesia, harga garam laut memang masih mahal sehingga masyarakat enggan mengonsumsinya. Selain itu, persebaran produknya juga belum merata.

Garam laut bisa menetralkan kondisi tubuh yang asam karena pola hidup tidak sehat. Garam laut juga bisa memaksimalkan kinerja ginjal untuk mendistribusikan cairan tubuh dan melindungi tubuh dari PH asam.

Emilia menuturkan penelitian Western Analysis, Inc. di Utah Amerika Serikat menunjukkan garam laut mengandung 75 mineral dan nutrisi yang tidak dimiliki garam biasa. Beberapa mineral penting yang terkandung pada garam laut antara lain  magnesium yang bermanfaat untuk mengatur proses biokimia dalam sistem metabolisme dan kalsium untuk perkembangan tulang dan gigi.

Selain itu, garam laut juga mengandung potasium yang berguna untuk mendukung sistem syaraf serta zat besi dan yodium yang membantu menstabilkan kondisi tubuh. Ada juga sulfur untuk mendukung sistem imun tubuh.

Apa yang terjadi pada tubuh jika terlalu banyak atau sedikit mengonsumsi garam? Menurut Emilia, tubuh akan menjadi lebih asam saat mengonsumsi banyak makanan. Oleh karena itu tubuh juga perlu mengonsumsi zat yang lebih basa seperti garam laut.

Salah satu kebiasaan yang membuat tubuh menjadi asam adalah konsumsi makanan-makanan cepat saji dan alkohol. Tingkat keasaman tubuh bisa diukur dengan PH. Menurut Emilia, jika PH di bawah 7,5 artinya tubuh sudah terlalu asam. “Saya jamin 95% masyarakat urban memiliki PH di bawah 6,5 sehingga rentan terhadap berbagai penyakit,” paparnya.

Saat tubuh terlalu asam, sel kanker akan aktif. Selain itu risiko dini diabetes juga bisa terjadi yang bisa memicu penyempitan pembuluh darah. Risiko terkena serangan jantung dan stroke juga akan semakin tinggi.

 

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro