Bisnis.com, JAKARTA – Kecap Bango, produksi PT Unilever Indonesia Tbk terus melanjutkan komitmennya untuk pelestarian warisan kuliner dari Barat ke Timur dengan menghadirkan tiga kuliner legendaris agar dapat menjadi inspirasi bagi banyak orang.
Ketiga kuliner legendari itu adalah Mie Rebus Minang khas Bofet Sianok dari Payakumbuh, Sumatera Barat, Empat Gentong H. Apud Cirebon, dan Tumis Bia RM Beta Ruma dari Ambon.
Ketiga pemilik rumah makan tersebut mendemokan masakan khas tersebut di Oasis Restaurant, Kamis (21/4/2016).
Senior Brand Manager Bango PT Unilever Indonesia Tbk Nuning Wahyuningsih mengatakan dalam rangka melestarikan kuliner Nusantara, para legenda kuliner senantiasa menjadi mitra sekali gus untuk inspirasi.
“Mereka memiliki peran yang sangat penting dalam pelestarian dan penyebaran kecintaan terhadap kuliner Nusantara melalui rahasia kelezatan yang mereka pertahankan dan wariskan dari generasi ke generasi baik dari segi bumbu maupun teknik pengolahannya. Atas jasa mereka, sejak dulu hingga sekarang para pencinta kuliner dapat terus menikmati dan mengapresiasi hidangan tersebut karena cita rasanya begitu otentik dan terjaga kualitasnya,” kata Nuning.
Mie Rebus Minang khs Bofet Sianok itu berbeda dengan mie rebus pada umumnya. Rasanya akan berbeda karena bumbu kuahnya menggunakan kuah dari air kaldu daging yang diberi bumbu-bumbu lainnya. Lalu mie rebus itu juga dilengkapi dengan dendeng daging suwir dan telur mata sapi.
“Mie rebus ini sudah bertahan selama 15 tahun yang sampai sekarang dan banyak penggemarnya,” kata Suratman, 62, generasi kedua penerus bofet tersebut setelah demo masak mie itu di Oasis Restaurant.
Mie rebus tersebut mewakili wilayah Indonesia bagian barat, sedangkan kuliner bagian Indonesia bagian Tengah, Unilever memilih Empal Gentong H. Apud Cirebon. Cirebon memang dikenal dengan makanan khasnya empat gentong. H.Apud sudah merintis usaha tersebut sejak 1996 dan bertahan sampai sekarang. Kemudian kuliner tumis Bia/siput laut dari RM Beta Ruma yang memiliki rasa asam, manis, dan rasa bumbu jintan. Masakan kerang ini terasa begitu kental dengan bumbu.
Dengan rasa asam, manis, dan sedikit pedas serta bumbu jinten itu enak dinikmati. Kalau di Ambon, kata Dea Matitaputty, generasi kedua yang mewakili ibunya Rosa Seipalla, tumis bia itu dimakan dengan singkong atau ubi, yang merupakan makan pokok penduduk setempat.
Masakan tumis bia yang bisa diganti dengan kerang lain dapat menjadi inspirasi bagi masyrakat Indonesia dengan bahan 500 gr bia, 2 siung bawang putih, 5 siung bawang merah, 5 buah cabai besar, 2 batang daun serai. 2 ruas jari jahe, 2 sendok makan kunyit, 2 sdm kecap Bango, 1/5 sdm garam, 1 sdm gula pasir, 1 sachet penyedap, 1/5 sdm jinten, 1/5 sdm ketumbar, minyak goreng secukupnya daun jeruk secukupnya.
Cara membuatnya yaitu bisa dibersihkan, dibuang matanya kemudian direbus hingga lunak. Angkat dan tiriskan. Haluskan bawang merah, bawang putih dan tumis dengan minyak goreng, masukan serai, jahe, irisan toman, garam, gula, dan penyedap, kecap,bia dan daun jeruk secukupnya. Kemudian masukan jintan, ketumbar, campur dan tumis selama 30 menit. Angkat dan disajikan.