Bisnis.com, JAKARTA - Belum lama ini, tepatnya pada 1 Oktober, sebagian orang merayakan Hari Vegetarian Dunia yang telah dipatenkan oleh The North American Vegetarian Society sejak 1977. Harus diakui, saat ini penggemar pola makan sehat (diet) nonhewani semakin bertumbuh pesat.
Apalagi, beberapa tahun belakangan, banyak masyarakat modern yang beralih ke diet sehat dari bahan-bahan nabati organik. Diet cara ini dikenal juga dengan metode clean eating. Tekniknya, bisa dengan mengonsumsi makanan bebas gluten, organik, atau mentah.
Diet nonhewani pun kian populer dan dianggap sebagai bagian dari gaya hidup sehat kaum urban. Mengikuticlean eating bahkan dicap sebagai bentuk pencitraan. Perhatikan saja tren di media sosial; semakin banyak yang mengunggah foto makanan organik untuk diet sehat.
Seiring dengan semakin tingginya minat masyarakat di Indonesia terhadap diet sehat nonhewani, berbagai restoran dan penyedia makanan/minuman nabati organik pun menjamur di banyak kota besar di Tanah Air.
Sebagian besar dari mereka menjual makanan/minuman nabati organik, seperti cold-pressed juice, healthy bowl, infused water, herbal tea hingga berbagai kudapan rendah lemak dari bahan berbasis tumbuh-tumbuhan. Konsumen mereka merambah berbagai kalangan.
Salah satu restoran bertema clean eating yang sangat populer di Jakarta adalah Burgreens. Berbagai menu sehat dari bahan nabati organik mereka sediakan; tidak hanya untuk makan di tempat, tetapi juga untuk katering berlangganan.
Bahkan, penggemar mereka merambah ke kalangan warga asing. Misalnya saja, beberapa waktu lalu, tim penari dari selebritas kelas dunia Selena Gomez menyempatkan waktu membeli makanan sehat di organic healthy restodi kawasan Tebet, Jakarta Selatan itu.
Pemilik Burgreens, Helga Angelina, menjelaskan kebiasaan clean eatingtidak selalu berarti harus menjadi vegetarian atau vegan. Namun, tetap saja makanan berbasis nabati harus menjadi prioritas. Selain itu, ada beberapa kriteria dalam menjalankanclean eating.
Apa sajakah kriteria itu? Bagaimana perkembangan tren clean eating di Indonesia? Bagaimana cara untuk memulai kebiasaan clean eating? Berikut penjelasan Helga:
Sejak kapan mendirikan restoran berbasis clean eating? Apa yang membuat tertarik?
Sejak November 2013. Saya sudah menjadi vegetarian selama lebih dari 10 tahun, dan sudah memulai pola makan sehat sejak SMP. Saya mengubah kebiasaan menjadi clean eating karena alasan kesehatan, karena dulu saya menderita sebuah penyakit kronis.
Saat itu saya tidak cocok menggunakan obat-obatan medis, sehingga saya terpaksa mencari cara lain untuk sembuh. Dari sana lalu saya menemukan teknik food combining. Saya yakin bahwa tubuh akan mengobati dirinya sendiri jika diberi asupan makanan yang sehat.
Ternyata, dengan cara clean eating, penyakit saya bisa sembuh dalam kurun waktu dua tahun. Dari sana saya tertarik untuk membuat restoran clean eating setelah bertemu dengan mitra saya Max di Belanda, yang sekarang sudah menjadi suami saya.
Sejak kapan clean eating dan restoran sehat organik mulai menjadi tren di Indonesia?
Tiga tahun lalu, saat saya baru memulai Burgreens, metode clean eating masih belum dikenal di Indonesia. Saat itu cukup susah mempromosikan soal clean eating pada masyarakat Indonesia. Mendapatkan pasarnya susah sekali.
Namun, perlahan-lahan mulai banyak orang yang mencari makanan sehat yang enak. Sebab, sebelumnya makanan sehat di Indonesia hanya dipandang sebagai makanan diet khusus untuk orang yang ingin kurus.
Semakin lama, konsumen semakin pintar dan paham tentang pola makan sehat. Sebab, mereka tahu makanan sehat memengaruhi kualitas hidup dan produktivitas kerja. Akhirnya, pola makan clean eating pun semakin diminati.
Faktor yang memengaruhi perkembangan tren clean eating pada masyarakat urban di Indoensia adalah pergerakan di media sosial dan tren global di Barat. Saat ini, di banyak negara maju, clean eating telah menjadi hal yang mainstream.
Makanan sehat bukan lagi dipandang sekadar sebagai makanan diet untuk penurunan berat badan. Selain itu, di medsos semakin banyak gerakan vegan yang mempromosikan pola makan sehat. Jadi, sebenarnya tren ini dimulai dari pergerakan anak muda.
Apa bedanya diet clean eatingdengan diet food combining?
Pada prinsipnya clean eating berarti memakan makanan utuh alias whole food yang tidak diproses. Teknik clean eating berarti membebaskan tubuh dari mengonsumsi segala sesuatu yang diolah atau tidak alami.
Jadi, hanya memakan produk yang alami. Namun, memang idealnya komposisi clean eating mencakup 80% nabati dan 20% hewani. Produk hewani pun sebisa mungkin pilihlah yang organik dan pilihlah hewan yang mengonsumsi tumbuhan organik.
Saya tidak menyarankan makanan berbasis hewan karena saat ini sudah sangat jarang sekali produk hewan yang organik. Mayoritas hewan ternak mengonsumsi makanan olahan berbahan kimia, sehingga residunya akan memengaruhi tubuh.
Bagaimana tren permintaan dan peminat dari clean eating ini?
Setahun terakhir peminatnya terus bertumbuh dan jauh lebih tinggi dibandingkan dua atau tiga tahun lalu. Penggemar clean eating kebanyakan berasal dari kalangan menengah ke atas antara usia 25-45 tahun.
Biasanya, penggemar clean eating adalah orang-orang muda yang masih produktif dan terbuka akan hal-hal baru. Mereka suka sekali mencari makanan kreatif. Selain itu, penggemarclean eating berasal dari kalanganhealth enthusiasts.
Apa saja syarat dan kriteria dari bahan yang digunakan untuk clean eating ini?
Prinsipnya harus alami. Kalaupun tidak bisa organik, pilihlah buah potong yang belum diolah. Jangan memilih buah kaleng. Lalu, hindari gula rafinasi, karbohidrat, dan menjauhi segala bahan makanan yang tidak natural termasuk MSG.
Penggunaan garam pun dibatasi pada garam laut. Sebab, garam meja telah melalui proses kimia seperti pemutihan. Lalu, hindari juga tepung terigu dan pergunakan minyak kelapa dan bukan kelapa sawit yang mengandung kolesterol tinggi saat dipanaskan.
Jadi sebenarnya bahan nonorganik masih bisa ditoleransi?
Ya. Bisa saja. Namun, itu hanya berlaku khusus untuk buah-buahan yang memiliki kulit. Sementara itu, bahan-bahan seperti sayur mayur harus yang organik karena mereka tidak memiliki kulit.
Artinya, kita akan langsung mengonsumsinya tanpa mengupas terlebih dahulu. Itu berarti residu dari pestisida akan langsung terkonsumsi jika dia tidak organik.
Apa yang menyebabkan diet clean eating cenderung lebih mahal dibandingkan dengan diet konvensional?
Harga itu sebenarnya hanya presepsi. Harga makanan sehat sebenarnya lebih murah dengan berbagai makanan di restoran atau cafe yang berjamuran saat ini. Namun, kalau dibandingkan dengan makanan kaki lima, memang relatif lebih mahal.
Sekarang, tinggal bagaimana prespektif Anda; apakah Anda lebih suka membayar mahal untuk makanan yang tidak sehat atau sebaliknya? Oleh karena itu, saya rasa perlu ada edukasi pasar mengenai makanan sehat atauclean eating.
Saat ini, harga makanan sehat cenderung lebih mahal karena bahan pangan organik masih sangat tersegmentasi. Namun, jika nanti semakin banyak orang menyadariclean eating itu baik dan permintaan makanan organik makin tinggi, saya yakin harganya pun akan makin murah.
Apa manfaat clean eating bagi tubuh dibandingkan dengan pola diet konvensional?
Tubuh yang sehat idealnya memiliki Ph basa antara 7—7,5. Ph tubuh sendiri dipengaruhi oleh asupan makanan dan kondisi udara. Di Jakarta, kebanyakan Ph tubuh masyarakatnya asam karena kondisi udaranya kurang bagus.
Nah, untuk menyeimbangkan Ph tersebut, salah satu caranya adalah dengan mengonsumsi makanan yang bersifat basa. Adapun, makanan yang bersifat basa itu 80% bisa didapatkan di makanan berbasis tumbuhan yang segar dan alami.
Kurangilah makanan yang bersifat asam seperti gula putih, daging, nasi putih, dan terigu. Dengan cara itu, kita bisa lebih cepat mencapai keseimbangan.
Berapa lama manfaat dari clean eating tersebut bisa dirasakan konsumen?
Semuanya tergantung pada seperti apa pola makan dan gaya hidup seseorang sebelum mengikuti clean eating. Kalau dulunya dia perokok berat dan pecandu junk food, mungkin efek dari clean eating akan terasa lebih lama dibandingkan mereka yang pola hidupnya sehat.
Clean eating juga baik untuk penderita penyakit kronis jangka panjang seperti eksim, asma, atau sinusitis. Saya sendiri sudah merasakan, dan penyakit kronis saya bisa benar-benar hilang dalam waktu 2 tahun sejak saya memulai clean eating.
Namun, jika Anda mengikuti clean eating, hasilnya akan kelihatan dalam sepekan pada berat badan dan kulit. Dalam sebulan, berat badan akan berangsur normal, rambut dan kulit lebih jarang rontok dan bercahaya.
Untuk mencapai manfaat lebih tahan lama, lakukan clean eating secara berkesinambungan. Tidak bisa sekadar dua kali dalam sepekan. Mulailah mengganti kebiasaan makan Anda kepada menu-menu sehat secara konsisten. Dijamin, pencernaan akan menjadi lebih lancar.
Untuk orang yang baru ingin memulai clean eating, apa saja tips yang disarankan?
Mengganti kebiasaan tidak perlu dilakukan secara drastis. Lakukan hal-hal kecil, semisal mengganti kebiasaan minum teh manis menjadi air kelapa.
Rekomendasi saya untuk pemula adalah menekankan pada menu sarapan yang kaya serat dan protein. Misalnya dengan mengonsumsi buah potong atau telur rebus. Kalau pola sarapannya sehat, pasti makan siang dan malam akan mengikuti.
Bisa juga mengonsumsi jus atau smoothie hijau dari sayur mayur dan buah saat sarapan. Jika Anda membiasakan diri mengonsumsi makanan sehat, lama-kelamaan tubuh akan menolak makanan yang tidak sehat dengan sendirinya.
Satu hal lagi, jangan fokus pada ‘makanan apa yang dibatasi atau dilarang’, tapi fokuslah pada ‘manfaat positif apa yang bisa saya peroleh’ agar kebiasaan clean eating bisa berjalan lebih mudah.
Dari segi bisnis, bagaimana prospek restoran organik sehat ke depannya?
Saya rasa potensinya bagus, karena masyarakat sudah semakin teredukasi. Kalau tiga tahun lalu, terus terang memang berat karena clean eatingmasih dianggap aneh oleh sebagian kalangan. Namun, sekarang saya rasa bisnis ini akan terus bertumbuh.
Akan tetapi, jangan hanya sekadar ikut-ikutan tren. Menurut saya, agar bisnis ini bisa berkelanjutan dibutuhkan orang-orang yang memang memahami dan memiliki passion terhadap kuliner sehat.