Penderita parkinson/Istimewa
Health

Deteksi Parkinson dengan Keyboard

JIBI
Selasa, 25 Oktober 2016 - 16:08
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Parkinson merupakan penyakit gangguan neurodegeneratif yang paling umum menjangkiti negara maju. Meski belum ada obat untuk menyembuhkannya, para peneliti telah menemukan metode deteksi dini.

Untuk menjadikan metode baru ini efektif, mereka hanya perlu memonitor para pasien dari rumah.

Dalam jurnal Scientific Report edisi 3 Oktober 2016, peneliti dari Massachusetts Institute of Technology di Cambridge, Amerika Serikat, menjelaskan, bahwa alat pantau tersebut berbentuk papan ketik (keyboard) serta perangkat lunaknya.

“Kita hanya tinggal memakai papan ketik tersebut untuk mengetik surat elektronik maupun memperbarui status Facebook untuk bisa mengetahui potensi parkinson dalam tubuh,” kata Luca Giancardo, anggota studi yang juga mantan anggota peneliti Madrid-MIT M+Vision Consortium, seperti dilansir situs MIT.

Parkinson bisa muncul lantaran hilangnya fungsi sel saraf di otak yang menyebabkan penurunan kadar dopamin. Berkurangnya cairan kimia otak ini membuat kinerja otak terganggu.Awalnya, gejala parkinson hanya berupa tangan tremor dan kesulitan motorik.

Lambat-laun penderita akan mengalami demensia parah dan cacat saraf motorik. Pemberian obat yang mampu menggantikan kadar dopamin dapat mengurangi dampak buruknya meski tidak dapat menyembuhkan secara keseluruhan.

Karena itu, menurut Alvaro Sanchez-Ferro, ketua penelitian, parkinson perlu dideteksi lebih awal agar potensi kerusakan yang ditimbulkannya bisa diantisipasi.

Metode

Masalahnya, kata Giancardo, hingga kini belum ada metode mudah dan efektif untuk mendeteksi parkinson secara dini. Metode evaluasi dari tenaga medis yang menilai kemampuan pasien yang ada selama ini belum cukup efektif.

“Jadi, kami mulai menyelidiki dinamika penggunaan keyboard dengan kecepatan rata-rata tekan dan lepas jari sekitar 100 milidetik, untuk memonitor efek motorik penyakit parkinson,” ujar Sanchez-Ferro.

Percobaan sebelumnya mengungkap bahwa keyboard dapat digunakan untuk melihat gejala sleep inertia—pening yang terjadi tak lama setelah orang terbangun.

Dalam percobaan terbaru yang dilakukan di klinik medis 12 de Octubre di Rumah Sakit Clinico dan HM CINAC, Spanyol, para peneliti meminta 42 pasien dengan parkinson awal dan 43 orang yang sehat untuk mengetik sebuah teks. Mereka melakukan dalam waktu 10-15 menit di sebuah komputer yang telah dipasangi peranti lunak khusus.

Saat proses analisis, para peneliti menemukan variasi ketikan yang signifikan pada orang dengan parkinson. Sedangkan model ketikan orang yang sehat cenderung seragam.

Bantu Dokter

Untuk memastikannya, tim memasukkan hasil analisis dari perangkat lunak. Hasilnya, memang penderita parkinson memiliki “marka” khusus saat mengetik menggunakan keyboard. “Kami membayangkan suatu saat metode ini dapat mengisi ruang kosong pendeteksi parkinson,” Giancardo menjelaskan.

Giancardo, Sanchez-Ferro, dan tim optimistis metode mereka dapat membantu dokter menentukan dosis obat yang tepat ketimbang semua metode yang saat ini ada. Selain itu, para pasien dapat memantau aktivitas penyakit mereka sendiri.

“Inilah tes paling efektif yang ditunggu para dokter dan pasien parkinson,” ujar Bryan Strange, Direktur Laboratorium for Neuroscience Clinical di Technical University of Madrid, Spanyol, yang tak tergabung dalam penelitian. Dia berharap, ke depannya, teknik ini dapat digunakan untuk membuat algoritma yang dapat mendeteksi tanda-tanda gangguan neurologis atau penyakit berbasis motorik lainnya.

“Giancardo dan tim telah menemukan apa yang dicari oleh dunia dan dapat menggabungkan kesehatan dengan perangkat lunak,” kata Strange.

 

Penulis : JIBI
Editor : Nancy Junita
Sumber : Tempo.co
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro