Bisnis.com, JAKARTA - Salah satu gangguan neurologis yang paling dikenal di dunia adalah parkinson. Meskipun tidak ada obat yang dapat menyembuhkannya, pengobatan yang tepat dapat membantu mengelola gejalanya dan meningkatkan kualitas hidup penderita.
Penyakit parkinson bisa mengganggu sistem saraf dan dapat mempengaruhi berbagai fungsi tubuh, termasuk gerakan, keseimbangan, dan kemampuan motorik.
Apa itu Parkinson
Dilansir dari parkinsonseurope.org, Kamis (22/1/2025) penyakit Parkinson adalah kondisi neurologis yang memengaruhi kemampuan otak untuk memproduksi dopamin, yaitu zat kimia yang membantu mengatur gerakan.
Ini adalah kondisi progresif, yang berarti gejalanya muncul secara bertahap dan semakin memburuk seiring waktu karena otak semakin rusak.Meskipun beberapa gejala lanjutan dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap infeksi, Parkinson biasanya tidak secara signifikan mengurangi harapan hidup.
Gejala Parkinson
Gejala umumnya berkembang perlahan selama bertahun-tahun. Perkembangan gejala seringkali sedikit berbeda antara satu orang dengan yang lain karena keberagaman penyakit ini. Orang dengan Penyakit Parkinson (PD) dapat mengalami:
* Tremor, terutama saat istirahat dan digambarkan sebagai tremor menggulung pil di tangan; bentuk tremor lain juga mungkin terjadi.
* Keterlambatan dan kelangkaan gerakan (dikenal sebagai bradikinesia dan hipokinesia).
* Kekakuan anggota tubuh (rigiditas).
* Masalah gait dan keseimbangan (instabilitas postural).
Dilansir dari parkinson.org, selain gejala terkait gerakan (motor), gejala Parkinson juga dapat tidak terkait dengan gerakan (non-motor). Penderita Parkinson seringkali lebih terpengaruh oleh gejala non-motor daripada gejala motor.
Beberapa contoh gejala non-motor meliputi: depresi, kecemasan, apati, halusinasi, konstipasi, hipotensi ortostatik, gangguan tidur, kehilangan indra penciuman, dan berbagai gangguan kognitif.
Penyebab Parkinson
Penyakit Parkinson terjadi ketika sel-sel saraf (neuron) di otak secara perlahan rusak atau mati. Penyakit ini mengganggu produksi dopamin, penghantar kimia yang membantu mengontrol gerakan tubuh. Kekurangan dopamin menyebabkan masalah pergerakan dan gejala lain yang terkait dengan penyakit ini.
Selain dopamin, penderita Parkinson juga kehilangan norepinefrin, penghantar kimia yang mengatur fungsi tubuh seperti tekanan darah.
Dilansir dari mayoclinic.org, Kamis (22/1/2025) penyebab pasti dari penyakit Parkinson belum ditemukan. Namun, ada beberapa faktor yang diduga berperan dalam berkembangnya kondisi ini:
1. Genetik: Beberapa perubahan genetik telah teridentifikasi sebagai faktor yang berhubungan dengan Parkinson, meskipun kasus-kasus ini jarang terjadi, kecuali ada riwayat keluarga dengan Parkinson.
2. Faktor Lingkungan: Paparan terhadap racun atau bahan berbahaya lainnya dapat meningkatkan risiko terkena Parkinson. Salah satu contoh adalah MPTP, zat berbahaya yang ditemukan dalam obat-obatan terlarang, atau pestisida dan air sumur yang digunakan untuk konsumsi manusia. Namun, tidak ada faktor lingkungan yang terbukti menjadi penyebab langsung.
Mengobati Penyakit Parkinson
Dilansir dari nhs.uk, parkison kini ini belum ada obat untuk penyakit Parkinson, pengobatan tersedia untuk membantu mengurangi gejala utama dan mempertahankan kualitas hidup selama mungkin.
Pengobatan parkison meliputi:
* Pengobatan pendukung, seperti fisioterapi dan terapi okupasi
* Obat-obatan
* Pembedahan otak dalam beberapa kasus
Anda mungkin tidak memerlukan pengobatan pada tahap awal penyakit Parkinson, karena gejalanya biasanya ringan.Namun, Anda mungkin perlu janji temu rutin dengan spesialis Anda agar kondisi Anda dapat dipantau.
Penyakit Parkinson memang belum ada obatnya, namun dengan pengobatan yang tepat, gejala dapat dikelola dan kualitas hidup penderita dapat tetap terjaga.
Dukungan medis dan terapi yang tepat sangat penting untuk membantu penderita menjalani kehidupan yang lebih baik. Terus dukung penelitian dan pemahaman lebih lanjut untuk mengatasi tantangan yang dihadapi oleh penderita Parkinson. (Siti Laela Malhikmah)