Bisnis.com, Jakarta – Galeri Indonesia Kaya bersama Titimangsa Foundation hari ini, Sabtu (4/2/2017), menampilkan pertunjukan teater yang diadaptasi dari sastra Melayu Tionghoa berjudul Bunga Roos dari Tjikembang di Auditorium Galeri Indonesia Kaya.
Pertunjukan ini berkisah tentang Oh Ay Tjing, seorang administratur perkebunan karet di Gunung Mulia, Bogor yang mempunyai seorang Nyai yang sangat dicintai, bernama Marsiti. Demi cintanya pada Marsiti, Ay Tjing rela melawan keluarganya dengan menolak menikahi Gwat Nio, anak dari pemilik perkebunan tempat Ay Tjing bekerja.
Oh Pin Lo, ayah dari Ay Tjing membujuk Ay Tjing untuk melepaskan Marsiti dan menikah dengan Gwat Nio demi martabat keluarga. Ay Tjing yang awalnya bersikeras menolak karena cintaya pada Marsiti, akhirnya menyetujui perjodohan ini. Marsiti pun bersedia dengan ikhlas hati untuk pergi dari kehidupan Ay Tjing, karena menurutnya, menolak perintah orang tua adalah dosa besar.
Kepergian Marsiti ternyata meninggalkan banyak misteri dan kabar yang menggemparkan semua orang.
“Seni sastra yang begitu beragam selalu dapat menghasilkan pertunjukan yang sarat makna dan memberikan hiburan bagi para penikmat seni. Bunga Roos dari Tjikembang ini merupakan pertunjukan seni sastra Melayu Tionghoa sebagai ragam budaya Indonesia yang patut dilestarikan. Semoga pertunjukan seni bertema sastra di bulan februari ini dapat mengajak masyarakat Indonesia khususnya generasi muda lebih memahami keindahan yang ada dalam seni sastra,” jelas Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation seperti dikutip siaran pers, Sabtu (4/2/2017)
Bunga Roos dari Tjikembang merupakan teater produksi Titimangsa Foundation yang diadaptasi dari sastra Melayu Tionghoa karya Kwee Tek Hoay yang dimainkan oleh Verdi Solaiman, Vanessa Kalani Ong, Madin Tyasawan, Andi Bersama dan disutradarai oleh Wawan Sofwan.
“Senang sekali rasanya dapat mengangkat karya sastra klasik menjadi seni pertunjukan. Melalui pertunjukan ini, kami ingin menyampaikan bahwa Indonesia kaya sekali akan karya sastranya sehingga masyarakat Indonesia lebih giat untuk mencari tahu dan menjadi lebih minat untuk membaca karya-karya sastra Indonesia,” ujar Wawan Sofwan, sutradara pertunjukan Bunga Roos dari Tjikembang.
Titimangsa Foundation adalah yayasan nirlaba yang dibentuk Happy Salma pada Oktober 2006. Titimangsa bergerak di bidang budaya. Pada awal terbentuknya, Titimangsa ditujukan untuk menjadi wadah seorang Happy Salma menuangkan ekspresi kreatifnya dalam berkesenian. Happy senang menulis dan bermain di panggung teater, maka untuk mewadahi kesukaannya, Happy membuat sebuah badan organisasi.
Saat ini, Titimangsa juga fokus bergerak mewadahi seniman-seniman yang berpotensi tinggi tetapi tidak mempunyai akses menuju publik untuk menunjukkan karyanya.