Bisnis.com, JAKARTA - Beberapa tahun belakangan nama Dubai semakin melejit di kalangan pecinta wisata kelas atas. Dengan citra sebagai destinasi pelesir super mewah, kota terpadat di Uni Emirat Arab (UEA) itu kerap digadang-gadang sebagai surga dunia di Timur Tengah.
Dibandingkan kawasan-kawasan lain di Timur Tengah, Dubai mampu menjadi magnet para turis kelas jetset dari berbagai penjuru dunia. Meskipun secara alami berada di tengah gurun tandus, Dubai disulap menjadi destinasi wisata kelas dunia dengan segala alam artifisialnya.
Berdasarkan data dari Badan Pariwisata Dubai, tahun lalu kota tersebut dikunjungi 14,9 juta wisatawan asing. Angka tersebut sangat fenomenal, mengingat beberapa kawasan di Timur Tengah pada 2016 dirundung tensi politik dan suasana perang yang memanas.
Bahkan, Pemerintah UEA menargetkan pada 2020 kunjungan wisatawan asing ke Dubai bisa menembus 20 juta orang. Untuk ukuran sebuah kota, target itu sangat fantastis. Sebagai pembanding, angka itu sama persis dengan target kunjungan wisma ke Indonesia pada 2019.
Beberapa tahun belakangan, Dubai juga mulai dilirik sebagai destinasi liburan impian warga Indonesia. Namun, lagi-lagi, karena citranya sebagai kota super mewah, banyak warga Indonesia yang keder (segan) untuk melancong ke sana.
Padahal, ada beragam pengalaman menarik yang bisa dijelajahi di Dubai tanpa harus menghabiskan banyak uang. Misalnya saja, sarapan bersama kupu-kupu, berlayar melintasi The Creek, bersantap bersama Emirati, atau napak tilas sejarah Emirati dari zaman besi.
Perwakilan Zeno Indonesia untuk Dubai Tourism, Rini Kusumawardhani, mengungkapkan turis Indonesia dengan kantong ‘pas-pasan’ pun bisa melakukan penjelajahan menarik selama tiga hari dui Dubai. “Hanya butuh budget US$350 atau sekitar Rp5 juta saja untuk berdua.”
Rini menyarankan untuk berwisata murah di Dubai, hal pertama yang harus dilakukan adalah membuat semacam jadwal ataurundown terperinci selama tiga hari, berikut kegiatan apa saja yang hendak dilakukan pada pagi, siang, dan sore/malam hari.
Untuk hari pertama, dia menyarankan memulai hari dengan sarapan di kedai teh khas Arab yang terletak di wilayah bersejarah Al Fahidi di sisi Bur Dubai The Creek. Kedai tersebut menyediakan berbagai macam kuliner ramah di lidah, seperti salad, roti lapis, dan kue kering.
“Untuk menyegarkan diri, tersedia juga jus lemon mint serta lebih dari 100 jenis teh, termasuk teh khas Arab yaitu campuran teh hitam dengan buah-buahan dan ramuan herbal. Untuk dua orang, sarapan di sana menghabiskan biaya sekitar AED80 atau Rp280.000.”
Selepas sarapan, Rini menyarankan untuk memulai perjalanan pagi di wilayah tertua di Dubai yaitu situs arkeologi Saruq Al-Hadid. Di sana, pengunjung bisa menemukan lebih dari 900 artefak yang menceritakan sejarah Dubai.
“Menariknya, di sini para pengunjung yang masih muda bisa mencoba langsung membuat kerajinan tangan seperti menyusun kerangka hewan atau membantu para ahli memecahkan misteri,” tuturnya. Biaya untuk menjelajahi kawasan ini adalah AED 40 atau Rp145.000.
Setelah itu, bisa melanjutkan penjelajahan gratis ke Al Faidi untuk melihat cara hidup lama warga Emirati Dubai. Lalu, dilanjutkan dengan mengunjungi Dubai Museum di benteng Al Fahidi dengan tiket masuk AED 6 atau Rp22.000 untuk dua orang.
Siangnya, pengunjung bisa menikmati hidangan tradisional di Sheikh Mohammad Centre for Cultural Understanding, sambil mengobrol dengan warga lokal Emirati. Biaya yang dibanderol untuk makan siang di sana memang cukup mahal, yaitu AED180 atau Rp650.000.
Bagaimanapun, pengunjung dapat ‘menebus’ biaya mahal itu dengan jalan-jalan gratis di Spice Souk Deira. Di sana merupakan pusat oleh-oleh ramuan herbal, rempah, dupa, dan produk kesehatan tradisional Arab. Jika berbelanja di sana, pengunjung diharuskan menawar.
Mengakhiri siang bisa dilakukan di Bait Al Banat, yang menjadi tempat bersejarah pada 1950, di mana UEA menghilangkan budaya stereotip terhadap perempuan. Menjelang sore, bisa menikmati budaya Zafarani Chai Dubai dengan racikan teh unik yang dihidangkan bersama roti lapis dan shake seharga AED 30 atau Rp110.000.
Tutup malam dengan menikmati sajian di SVA ArtHotel’s Cafe yang tersembunyi di sudut Al Fahidi. “Kafe ini berada di areal lapang terbuka dan menawarkan hidangan vegetarian khas Timur Tengah. Biayanya sekitar AED100 atau Rp360.000 untuk dua orang.”
Rini mengatakan hari kedua bisa diisi dengan sarapan di pesisir pantai Bageterie Boulevard, Kite Beach yang menawarkan menu-menu ala Barat dengan harga AED80 atau Rp290.000 untuk dua orang.
“Lalu lanjut ke Mesjid Jumeirah dengan tiket masuk AED40 atau Rp145.000 untuk dua orang. Makan siangnya bisa di Zaroob yang merupakan vendor street food terkenal di wilayah Levant. Cukup dengan AED100 atau Rp360.000 untuk dua orang,” lanjutnya.
Sisa hari bisa dilanjutkan untuk menjelajahi kawasan wisata gratis seperti Ras Al Khor Wildlife Sanctuary, The Dubai Fountain yang pertunjukannya dimulai pukul 18:00, dan jalan-jalan ke Dubai Canal. Tutup hari dengan makan malam di Operation: Falafel dengan budget AED70 atau Rp255.000 untuk dua orang.
Pada hari terakhir, Rini menyarankan untuk memulai pagi dengan sarapan di kafe sehat bernama Hapi dengan biaya AED100 atau Rp360.000 untuk dua orang. Setelah itu lanjut jalan-jalan santi di areal seni modern dan kontemporer Al Serkal Avenue.
“Menjelang siang, silakan bersantap di Maraheb, Global Village yang menyajikan mandi alias hidangan khas Yaman seharga AED100 atau Rp360.000 untuk dua orang. Setelah itu, lanjutkan dengan jelajah Dubai Miracle Garden di Al Barsha Selatan dengan tiket masuk AED80 atau Rp300.000 untuk berdua.”
Sebagai penutup perjalanan di Dubai, nikmatilah sore hari di Global Village untuk merasakan sensasi wisata budaya dari 70 negara. Untuk dua orang dibutuhkan biaya sekitar AED30 atau Rp110.000. Makan malam bisa dilakukan di pesisir pantai Bu Qtair di areal perumahan Jumeirah Road dengan kisaran harga AED100 atau Rp360.000.
“Semua itu merupakan tips rangkaian berwisata hemat biaya dengan anggaran Rp5 juta untuk berdua di Dubai. Pada hari pertama Anda hanya menghabiskan Rp1,5 juta, hari kedua Rp1,05 juta, dan hari ketiga Rp1,5 juta,” jelas Rini.