Bisnis.com, JAKARTA -- Berawal dari imajinasi seorang penulis novel, Dewi Lestari, yang memiliki sebuah kedai bernama Filosofi Kopi.
Dua orang sahabat bernama Ben dan Jody yang merajut mimpi mengembangkan kedai Filosofi Kopi hingga dikenal banyak orang dengan pemaknaan terhadap kopi yang lebih dalam.
Pada 1996 cerita tersebut bermula, hingga karya fiksi penulis yang kerap disapa Dee ini resmi diterbitkan pada 2005. Hingga sepuluh tahun kemudian, karya ini diangkat ke layar lebar oleh Visinema Pictures dan disutradarai oleh Angga Dwimas Sasongko.
Setelah dirilis pada 2015, Filosofi Kopi tak hanya sekadar tontonan, tapi berhasil memberikan dampak kepada budaya kopi di Indonesia. Hingga cerita Ben & Jody pun terus bergulir dan menghasilkan sekuel film yang kini berjudul Filosofi Kopi: Ben & Jody.
Dee sebagai pemilik asli cerita Filosofi Kopi mengatakan, film Filosofi Kopi jauh di luar espektasinya. Menurutnya, lewat Chicco Jerikho dan Rio Dewanto yang memerankan karakter Ben dan Jody benar-benar bisa menghidupkan karakter fiksi yang dia ciptakan.
“Saya mengapresiaasi Rio dan Chicco, mereka bisa menghidupkan karakter ini jauh lebih kaya dari bagaimana saya membayangkannya. Mereka memberikan dari yang tidak saya bayangkan. Mereka memiliki karakter itu,” katanya belum lama ini dalam konferensi pers film Filosofi Kopi.
Melihat karyanya yang kini di layar lebar, Dee tidak ingin membandingkan ceritanya dengan novel yang telah ditulisnya. Menurutnya, idealisme seorang penulis ada pada saat dia menulis buku dan akan jadi berbeda saat bukunya menjadi sebuah cerita film.
“Saya tidak melihat mana yang lebih baik, tapi apa yang dilakukan terhadap karya saya. Saya tidak melihat seberapa melenceng, karena ini menjadi cerita baru. Ini bukan karya Dewi Lestari, tapi ini karya semua yag terlibat,” pungkasnya.