Bisnis.com, JAKARTA - Bagi Anda yang tertarik dengan kisah penuh perjuangan dan berakhir bahagia, rupanya film 1 Kakak 7 Ponakan merupakan pilihan yang tepat. Film ini berhasil membuat banyak penonton menangis haru dan bahagia, atas kesabaran serta keberhasilan sang kakak untuk menafkahi seluruh kebutuhan keluarganya.
Film 1 Kakak 7 Ponakan ini tayang di bioskop sejak awal tahun 2025 ini, sudah resmi tayang di aplikasi Netflix dan dapat ditonton bersama keluarga maupun kerabat.
Film ini diperankan oleh aktor ternama yakni Chicco Kurniawan yang berperan sebagai Moko dan kekasihnya diperankan oleh Amanda Rawles sebagai Maurin. Sepasang kekasih ini berhasil membuat kagum para penonton dengan akting totalitas dan menimbulkan banyak pesan moral, salah satunya adalah pentingnya rasa tanggung jawab serta pengorbanan dalam keluarga.
Hubungan keduanya menggambarkan bahwa cinta sejati diuji saat kenyataan tak seindah impian. Hal ini yang mengandung pesan bahwa membangun keluarga membutuhkan komitmen, kesabaran, dan cinta tanpa syarat.
Dilansir dari High On Films, Senin (21/7/2025), Moko merupakan mahasiswa arsitektur yang hidupnya berubah drastis setelah kepergian keluarganya. Suatu hari, setelah melakukan sidang ia dikejutkan oleh kabar duka, kakak perempuannya Agnes dan suaminya Atmo meninggal secara mendadak. Agnes wafat setelah melahirkan anak yang diberi nama Imah, sementara Atmo meninggal karena serangan jantung.
Tiba-tiba, Moko harus merawat empat anaknya yang bernama Woko, Nina, Ano, dan Imah. Tak hanya itu, Moko juga harus mengurus anak dari guru les pianonya yang bernama Ais.
Hal ini menjadi tanggung jawab baru yang memaksa Moko, untuk melepaskan impiannya. Ia harus bekerja keras untuk kebutuhan keluarga, sekaligus menjaga hubungan asmaranya dengan Maurin. Kondisi tersebut membuat konflik sehari-hari menjadi muncul, yang dimana moko harus memasak, bangun malam, hingga beban emosional dari para keponakan.
Moko tidak bisa melanjutkan pendidikan dalam waktu dekat, dan membuatnya kehilangan pekerjaan karena kesulitan membagi waktu. Tak hanya itu, Moko juga sempat memutuskan Maurin dengan alasan yang cukup berat akibat lelah secara fisik dan mental.
Di tengah beban berat tersebut, terungkap dinamika keluarga yang sangat rumit. Mulai dari peran saudara ipar seperti Eka dan Osa, hingga ego Moko yang masih berkonflik antara tanggung jawab dan cita-cita.
Moko juga harus menelan kecewa dan amarah berat setelah mengetahui bahwa uang bulanan bagi keponakannya, dibawa kabur oleh Eka selaku kakak iparnya. Rupanya, Eka merupakan seorang penipu yang telah membawa uang milik Moko, dan meninggalkan istrinya seorang diri.
Rasa kecewa kian bertambah setelah Moko tahu keponakannya bekerja untuk memenuhi kebutuhan bersama. Dia merasa gagal menjadi sang kakak, dan menyalahkan diri secara terus menerus. Namun, secara perlahan Moko mulai menemukan keseimbangan. Bantuan datang dari Maurin dan keluarga besar, membuka ruang bagi Moko untuk mencapai kestabilan.
Kisah ini menitikberatkan pada transformasi Moko dari pemuda yang ambisius menjadi sosok kepala keluarga yang dewasa. Film ini menyajikan keseharian keluarga besar dengan kelembutan, kasih sayang, tidak terlalu dramatis, tetapi penuh empati dan realisme emosional. (Maharani Dwi Puspita Sari)