Bisnis.com, JAKARTA - Mendiang Teguh Karya menyisakan segudang catatan penting dalam sejarah perfilman Indonesia. Sebagai seorang guru, dia juga sukses mencetak beberapa seniman seperti Slamet Rahardjo dan Christine Hakim. Keduanya masih ingat betul ajaran sang mahaguru kepada mereka di masa lalu.
Slamet Rahardjo dan Christine Hakim yang menjadi pembicara dalam diskusi bertema Mengenang Teguh Karya di Galeri Foto Jurnalistik Antara, Jakarta pada Jumat (22/09/17) malam menceritakan bagaimana mereka ditempat oleh sang maestro. Rupanya dia tidak hanya mengajarkan persoalan film semata, tapi justru juga soal kehidupan.
"Yang saya ingat adalah dia bilang film itu tiga kata, yaitu ilmu, tentang, kehidupan," ujar Slamet Rahardjo saat menceritakan pengalamannya bernaung di sangar Teater Populer yang didirikan Teater Populer.
Slamet juga menjelaskan, bahwa Teguh Karya adalah pribadi yang rendah hati. Christine Hakim juga mengakui hal yang sama. Bahkan, bagi dia Teguh Karya adalah sosok pendidik sejati yang mengantarkanya pada dunia perfilman.
"Di samping memperkenalkan dunia itu [film], terasa sekali prosesnya. Juga, memanusiakan agar tidak larut dalam kebintangan," katanya.
Rendah hati yang diajarkan oleh Teguh Karya membawa Christine pada pengalaman menarik pada tahun 1974. Saat itu dia menjalin kotrak dengan produsen sabun mandi. Sebagai seorang aktris, dia ditampilkan dalam gambaran yang gemerlap.
Baca Juga Mengenal Teguh Karya Lewat Diskusi |
---|
Christine justru malah merasa terganggu dengan penggambaran seperti itu sampai akhirnya memutuskan tidak memperpanjang kontrak iklan tersebut dua tahun kemudian.
"Dia menuntun saya membedakan apa itu bintang dan apa itu aktris. Konsistensi beliau ini menuntun supaya saya benar-benar yakin dunia ini [perfilman] sama saja dengan dunia pekerjaan yang lain, film bukan semata dunia gemerlap dan sebagainya" jelasnya.