Bisnis.com, JAKARTA - Badan Ekonomi Kreatif Indonesia merespon isu pelanggaran hak cipta oleh musisi cover yang belakangan diperbincangkan. Deputi 5 Bidang Hak Kekayaan Intelektual dan Regulasi Ari Juliano mengatakan tidak ada masalah hak cipta jika cover lagu dilakukan di luar kepentingan komersil.
"Menurut saya sebetulnya aturannya sudah jelas. Yang menjadi masalah memang saat menggunakan ciptaan orang untuk kepentingan komersil. Kalau misalkan tidak komersil untuk pendidikan, kritik, pembuatan karya ilmiah, selama disebutkan sumbernya sih tidak jadi masalah. Menurut saya itu sudah cukup fair," katanya beberapa waktu lalu.
Ari menjelaskan saat ini hak cipta sudah diatur secara jelas dalam UU No.48 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta. Menurutnya para pelaku seni tinggal meminta izin serta mematuhi aturan tersebut yang disebutnya tidak sulit untuk diikuti.
"Kalaupun misalnya cover nih untuk mendapatkan endorse segala macam, nah sudah dibagi saja bilang, "Nanti dibagi deh kompensasinya. Pendapatannya kita bagi deh", misalnya 50-50, nah begitu kan bisa," katanya.
Pihak Bekraf sendiri menilai kemunculan musisi cover bukanlah hal yang buruk, menurut Ari justru hal tersebut merupakan langkah awal yang bagus mengembangkan kreativitas seseorang. Meski begitu dia tetap menekankan pada pentingnya memahami masalah komersialisasi dari konten yang menggunakan karya orang lain.
"Ya tadi sebetulnya dari sisi kreativitas ya tidak apa-apa, dan bukan masalah begitu. Dan Bekraf juga dalam hal ini menurut saya adalah bagian dari kreativitas yang dikembangkan, begitu. Selalu jadi masalah adalah ketika ada komersialisasi di situ, ketika ada komersialisasi itulah maka secara fair, harusnya bagian itu juga dinikmati oleh pencipta aslinya."
