Bisnis.com, SURABAYA -- Badan Pengembangan dan Penelitian Teknologi bersama PT Zenith Allmart Precisindo meluncurkan implan tulang yang terbuat dari stainless teel 316L yang diklaim jauh lebih murah ketimbang impor.
Sesuai Instruksi Presiden no 6 tahun 2016, tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan, BPPT terus mendorong penguasaan teknologi dan inovasi dalam bidang farmasi dan alat kesehatan.
Hal ini dibuktikan dengan launching produk alat kesehatan implan tulang traumatik berbahan stainless steel 316L. Produk dari bahan baku lokal ini merupakan inovasi pertama di Indonesia, hasil sinergi para perekayasa dengan kalangan industri.
Kepala BPPT Unggul Priyanto mengatakan pihaknya bekerjasama dengan PT. Zenith Allmart Precisindo berhasil melakukan rekayasa teknologi material melalui pengembangan teknologi pembuatan medical grade stainless steel 316L.
Bahan baku stainless steel tersebut merupakan pemaduan dan pemurnian feronikel dari PT. Aneka Tambang di Pomala, Sulawesi Tenggara.
“Stainless steel 316L yang dihasilkan, kualitasnya setara dengan material Implan tulang impor, yakni setara dengan produk Synthes ex Switzerland. Inovasi ini juga telah memenuhi Implant Quality ASTM F138 dan uji medis dengan in vitro dan in vivo,” papar Unggul, Senin (23/10/2017).
Produk ini sebutnya, akan diproduksi secara masal dan komersil di PT. Zenith Allmart Precisindo yang berlokasi di Sidoarjo, Jawa Timur.
Dengan menggunakan teknologi mass production investment casting dan gas diffuser, Unggul mengklaim pihaknya mampu menghasilkan produk near shape finish karena cetakan telah sesuai produk akhir, sehingga mampu menekan biaya produksi menjadi sangat efisien.
Adapun kualitas yang dihasilkan produk dengan kekuatan mekanik yang konsisten diatas standar minimum yang dipersyaratkan.
Baca Juga Ini Penyebab Luka Sulit Sembuh |
---|
“BPPT ingin agar produk implan tulang traumatik berbahan stainless steel 316L ini, menjadi awal bagi kebangkitan industri alat kesehatan yang berbasis pada manufaktur dan bahan baku lokal,” pungkas Untung.
Dirjen Bina Farmasi dan Alat Kesehatan Maura Linda Sitanggang mengatakan produk ini baru saja mendapatkan izin produksi dan izin edar dari Kementerian Kesehatan.
Dia berharap, industri kesehatan lainnya bisa secara konsisten memproduksi alat kesehatan lokal yang bermutu tinggi dengan harga yang terjangkau.
“Dukungan insentif ini harus terus diberikan, karena teknologi implan tulang semakin maju, tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan bedah orthopedi traumatik, tetapi juga untuk kebutuhan yang lebih advance seperti rekonstruksi tulang, sehingga diperlukan pengembangan-pengembangan teknologi lebih lanjut,” tegasnya.
“Penggunanya adalah tenaga kesehatan dan dokter. Jadi mereka harus diyakinkan untuk mau menggunakan produk lokal," ujarnya.
Dukungan tersebut dirasa sangat penting guna memotivasi para ahli medis, untuk menggunakan produk implan dalam negeri ini.
Bentuk dukungan ini dapat berupa insentif dari Kemenristekdikti, sosialisasi dan dukungan dari Kemenkes, serta upaya-upaya studi klinis di akademisi maupun rumah sakit pendidikan.