Bisnis.com, JAKARTA — Masih ingatkah Anda dengan mendiang Muhammad Ali? Tidak hanya sebagai legenda tinju mendunia, ia juga dikenal dengan perjuangannya selama lebih dari tiga dekade melawan sindrom Parkinson.
Semasa hidupnya, Ali pun didapuk oleh American Parkinson Disease Association sebagai duta Parkinson demi meningkatkan kesadaran publik terhadap penyakit degeneratif syaraf ini.
Secara umum, penderita penyakit ini memperlihatkan kondisi tremor (gemetar), perubahan gaya berjalan, kecenderungan gangguan daya ingat, perubahan cara berbicara, hingga rasa depresi. Namun tidak ada yang benar-benar mengetahui apa yang sebenarnya dirasakan seorang penderita Parkinson.
Sebuah inovasi pun datang dari sebuah instansi kesehatan berbasis di Toronto, Klick Health, di mana tim yang terdiri atas dokter dan ilmuwan menemukan alat untuk mengetahui perasaan yang dialami seorang penderita Parkinson.
Alat ini pun kemudian diuji dalam konferensi medis Exponential Medicine di San Diego. Secara mengejutkan, para penguji mengalami hal yang menyakitkan dan emosional darinya.
Yang lebih mengagumkan, alat tersebut memiliki fitur yang dapat disesuaikan dan pengguna dapat meminta untuk merasakan efek tremor seperti yang mungkin dirasakan orang terdekat mereka yang menderita penyakit tersebut.
Tujuan diciptakannya alat ini memang agar dapat mengilhami seseorang untuk merasakan koneksi yang lebih kuat dengan penderita penyakit ini.
"Untuk merasakan gejala yang lebih kurang mencerminkan penderita ini jelas membutuhkan tingkat empati yang lebih besar daripada memiliki gejala umum,” ujar Gautam Gulati, seorang peneliti di Klick Health, seperti dikutip dari laman CNBC, Jumat (11/10/2017). Ayahanda Gulati sendiri diketahui telah wafat akibat penyakit Parkinson.
Selanjutnya, tim Klick Health akan meneliti penyakit lain yang melibatkan perubahan pada pengalaman indrawi, termasuk kondisi pernapasan kronis. Hambatan terbesar dari riset ini adalah meyakinkan pihak regulator federal serta mencari tahu minat pasar atasnya.
This device lets you feel the effects of Parkinson's disease from CNBC.