Bisnis.com, JAKARTA - Saat berkunjung ke Candi Borobudur tentunya Anda melihat tempat bersejarah tersebut sebagai sebuah tempat wisata. Berbagai cara menikmati objek sejarah tersebut mungkin pernah Anda lakukan.
Hal yang paling sederhana dan mungkin Anda lakukan adalah dengan berfoto pada obyek tersebut. Hal lain yang mungkin pernah Anda lakukan adalah berlomba lari dari anak tangga paling bawah sampai ke atas bersama teman-teman Anda.
Ketahuilah, jika Anda pernah melakukan hal tersebut, Anda telah menikmati Candi Borobudur dengan cara yang salah. Tak semata sebagai objek wisata sejarah, Candi Borobudur punya segudang nilai kebudayaan yang bersifat filosofis dan perlu Anda ketahui.
Kurator Borobudur Writer and Cultural Festival 2017 Sudarto mengatakan ada yang sebetulnya harus dilakukan saat berkunjung ke Borobudur.
Cara ini perlu dilakukan untuk melihat dan memahami apa yang sebenarnya disampaikan oleh Candi yang dibangun pada masa pemerintahan wangsa Syailendra ini.
Sudiarto mengatakan seharusnya saat berada di Borobudur, kita masuk dari pintu yang berada di sebelah Timur Candi Borobudur. Setelah itu, kita melihat pesan-pesan yang disampaikan pada relief, dimulai dari arah kanan.
"Kita mulai dari arah kanan, di dunia Timur kan seperti itu ya, yang baik diasosiakan dengan arah kanan. Selanjutnya kita lihat relief-relief itu, bagaimana perjalanan tentang mencapai bodhi," katanya.
Sudiarto mengatakan bahwa relief pada Candi Borobudur banyak bercerita tentang perjalanan seorang Sudhana menemukan jalan Budha. Dia sempat mencari ilmu dari berbagai guru berbeda. Sudhana kemudian mendapati jiwanya tergugah dan menjadi Buddha setelah berguru pada 53 guru.
"Relief-relief bercerita tentang bagaimana kehidupannya dulu sebagai manusia yang masih suka melakukan hal buruk. Sampai akhirnya menjadi Buddha," katanya.