Bisnis.com JAKARTA - Kelebihan berat badan atau obesitas pada anak dapat menyebabkan berbagai dampak baik yang bersifat medis maupun psikososial. Apa saja dampaknya?
Spesialis anak Klara Yuliarti menjelaskan bahwa obesitas disebabkan oleh dua hal, yakni kelaianan genetik atau disebut obesitas endogen dan obesitas idiopatik yang disebabkan oleh lingkungan seperti makanan dan kekurangan aktivitas fisik.
Pada obesitas endogen akan sangat sulit dikendalikan dan umumnya diikuti kelainan lain, misalnya, sindroma hipoventilasi (sesak napas), kaki bengkok (blout’s disease) dan lain-lain. Kendati demikian, jumlah kasusnya sangat sedikit, yakni hanya sekitar 10% dari total kasus obesitas.
Baca Juga Cara Gampang Cegah Diabetes |
---|
"Biasanya orangtua yang menemui kasus obesitas ini pada anaknya baru merasa takut," ujar Klara, Senin (20/11/2017).
Adapun sisanya, yakni sekitar 90% obesitas anak disebabkan kelebihan kalori dan kurang aktivitas fisik. Dalam kasus ini, lanjut Klara, menimbulkan komplikasi jangka panjang seperti hipertensi dan gangguan profil lemak yang merupakan faktor risiko penyakit jantung koroner (PJK).
Obesitas juga memicu intoleransi glukosa yang merupakan awal dari diabetes melitus tipe 2. Komplikasi lain adalah sleep apnea (ganguan tidur), masalah persendian, serta perlemakan hari dan batu empedu.
“Dengan kata lain, obesitas adalah penyebab berbagai penyakit kronis. Untuk mengelola obesitas anak tidak mudah sehingga lebih baik dilakukan pencegahan sedini mungkin,” pungkas Klara.
Adapun dari segi psikososial, obesitas akan mengganggu anak terkait penerimaan sosial. Kegemukan berdampak pada masalah emosi dan perilaku. Konsultan psikolog anak Aurora Lumbantoruan mengatakan anak dengan kondisi obesitas akan mengalami masalah dengan self esteem-nya atau harga diri.
“Untuk permainan fisik yang kompetitif umumnya anak obesitas tidak dapat bergerak aktif atau lamban. Hal ini secara tidak langsung berdampak pada harga diri dan kepercayaan diri rendah,” kata Aurora.
Remaja dan anak perempuan lebih terkena dampak sosial ini daripada remaja laki-laki yang gemuk. Dengan kondisi demikian, anak juga akan terancam mengalami stres yang bisa berdampak pada nilai akademiknya di sekolah.