Kabar24.com, PARIS - Rumah mode asal Perancis Chanel menyatakan mereka tidak akan menjual produk tas dan pakaian mereka secara dalam jaringan (daring).
Hal tersebut diungkapkan oleh Presiden Fesyen Chanel Bruno Pavlovsky pada Jumat (24/11/2017) waktu setempat.
Dengan begitu Chanel memilih bersaing dengan cara konvensional menghadapi rumah mode lain yang sudah mencoba menggaet pembeli baru melalui website.
Chanel sendiri dikenal lewat berbagai produk kelas atas mereka. Salah satunya adalah tas kulit yang minimal dibandrol dengan harga US$4.300.
Di sisi lain mereka sebenarnya sudah menjual beberapa produk mereka secara daring. Produk parfum Chanel No.5, kaca mata, da berbagai produk kecantikan sejatinya sudah tersedia secara daring.
Pavlovsky sebagaimana dilansir dari Reuters mengatakan pemilihan pbeberapa produk untk tetap dijual secara konvesional melalui toko adalah untuk menjaga ekslusivitas produk mereka.
Menurutnya juga, dengan berjualan secara offline ada nilai lebih yang tertanam dalam produk mereka.
"Jika kita melakukan penjualan seluruhnya dengan satu cara yang sama, saya pikir hal itu akan menghilangkan ekslusivitas produk. Saya tidak mengatakan untuk tidak akan pernah mencoba penjualan secara daring, kami hanya akan melalukan hal tersebut apabila hal itu benar-benar diangap bisa memberi nilai tamba saja," katanya.
Berbagai merek rumah mode papan atas ternama saat ini telah melakukan perluasan pemasaran melalui daring. Salah satunya adalah Conglomerate LVMH, induk perusahaan Louis Vuitton.
Mereka baru-baru ini mempekerjakan seorang bekas petinggi Apple untuk meengurusi hal tersebut. Belum lama ini mereka merilis website yang menjual berbagai merek busana dalam satu atap.
Di sisi lain, banyak pula rumah mode yang tetap menolak untuk memasarlan produk mereka secara daring seperti Chanel. Mereka justru merasa khawatir bila produk mereka terlalu banyak tersedia secara online dan akan merusak citra mereka.
Padahal berdasarkan data dari konsultan Bain, dunia maya telah mengakomodasi sampai 10% keuntungan dari penjualan barang mewah. Mereka juga memprediksi jumlah tersebut akan terus bertambah menjadi 25% pada 2025 mendatang.
Chanel sendiri dikabarkan mengalami penurunan penjualan dan keuntungan pada 2016. Berdasarkan data dari Amsterdam Exchange, keuntungan mereka merosot sampai 35% sementara penjulan mereka menurun 9% menjadi US$5,7 miliar.
Di sisi lain, pesaing Chanel yang mulai merambah daring justru menikmati lonjakan penjualan dan keuntungan yang signifikan pada 2017 ini.
Chanel sendiri bisa dibilang bukan sebagai merek yang asing di dunia digital. Mereka sudah biasa menampilkan produk mereka melalui media sosial seperti twitter atau instagram.
Foto kolekso mereka dari berbagai fashion show ataupun karya desainer terkenal merek seperti Karl Lagerfeld.
Akan tetapi, Pavlovsky mengatakan konsumen mereka tetap menyukai berbelanja secara langsung ke toko mereka.
Dia menambahkan bilapun mereka masuk ke penjualan daring mereka hanya akan membuat layanan yang mengakomodir pemesanan atau janji pertemuan di toko offline.
"Setiap kali saya pergi ke China, mereka selalu bilang pada saya 'apapun yang kalian lakukan jangan pernah masuk e-commerce, bagi kami itu akan membuat produk kalian tidak ekslusif lagi'," katanya.