Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Ricky Pesik mengatakan bahwa pihaknya tengah berupaya menekan pajak untuk industri kreatif. Dia tengah bekerja sama dengan beberapa kementrian terkait untuk merumuskan hal itu.
Beberapa industri kreatif seperti film dan dan penulis akan menjadi topik penting dalam pembahasan yang melibatkan Bekraf, Kementerian Keuangan dan Badan Kebijakan Fiskal.
"Akan ada pokja [kelompok kerja] antara Bekraf dengan Kementerian Keuangan dan Badan Kebijakan Fiskal, kami sudah ketemu untuk membahas. Tidak cuma soal film sih, tapi juga soal pajak penulis yang kemarin diributkan ya. Pokoknya yang sektor kreatif lah," katanya kepada Bisnis pada Minggu (17/12/2017) malam.
Meski sudah bertemu untuk melakukan kajian bersama, Ricky mengaku sampai saat ini belum ada informasi yang bisa diberikan kepada publik terkait hal tersebut.
"Belum, yang seperti ini kan lama ya," katanya.
Di luar perumusan pokja tersebut, Bekraf sendiri telah banyak mendorong industri ekonomi kreatif sepanjang tahun ini maupun tahun depan. Untuk industri perfilman, misalnya, Bekraf mengadakan forum film funding bertajuk Alkatara.
Ricky mengakui ketertarikan investor dari ajang tersebut cukup besar. Saat forum dilaksanakan setidaknya langsung ada empat investor yang tertarik untuk membiayai proyek film karya anak bangsa yang dipresentasikan di sana. Belakangan, ada delapan investor juga yang berkomitmen untuk ikut mendanai.
"Jadi total ada 12 investor lah, yang penting sekarang para film maker di Indonesia tahu bahwa ada forum seperti ini untuk membiayai karya-karya mereka," katanya.
Dalam waktu dekat Bekraf juga akan bekerja sama dengan BKPM untuk membuat paviliun Indonesia di World Economic Forum di Davos, Swiss pada Januari 2018.
Bekraf juga tengah bersiap ikut London Book Fair di Inggris pada bulan April 2018. Ricky menjelaskan pada 2019, Indonesia akan menjadi market focus dalam gelaran tersebut.