Bisnis.com, JAKARTA - Pameran bertajuk "Artpression 16 Perempuan Memandang Dunia" yang digelar di Galeri Cipta II, Taman Ismail Marzuki, Jakarta resmi dibuka untuk publik sejak Senin (8/1/2018).
Pameran yang digelar oleh Yen's Art Project itu menampilkan karya dari 16 perupa perempuan yang memberi perhatian khusus mengenai kekerasan terhadap perempuan.
Para perupa yang ikut serta tidak semuanya berasal dari kalangan seniman karena sebagian dari mereka justru memiliki latar belakang aktivis. Salah satunya adalah Hediana Utarti yang merupakan aktivis kemanusiaan yang bermukim di San Fransisco, AS.
Kurator Puguh Tjahjono mengatakan pameran ini berupaya mengangkat isu mengenai perempuan dengan cara menampilkan karya yang dihasilkan dari perspektif dan cara pandang para perupa terhadap dunia. Kebanyakan dari mereka mencoba mengurai permasalahan kesetaraan gender dan kekerasan terhadap perempuan melalui karya yang bisa berbicara secara lantang.
"Mereka sedang menyuarakan isu gender, yang kritikal untuk diangkat lagi ke permukaan dan dicarikan solusinya, merespons modernitas serta mencarikan solusi untuk modernitas itu sendiri," ungkapnya.
Pameran ini terselenggara berkat kerja sama antara Yen's Art Project, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, dan Dewan Kesenian Jakarta. Ketua Dewan Kesenian Jakarta Irawan Karseno dalam sambutannya mengatakan pameran ini layak diapresiasi karena bisa menumbuhkan empati terhadap permasalahan dunia sosial yang dihadapi perempuan.
"Pameran ini membangun empati terhadap perempuan. Empati diperlukan untuk membuat peradaban yang lebih baik. Nalar dan empati adalah jurus untuk memperbaiki kesenian dan kehidupan," jelasnya.
Pameran ini juga dibuka oleh Gusti Kanjeng Ratu Hemas. Dia menyatakan menyuarakan permasalahan dunia sosial dan perempuan melalui seni adalah cara yang lebih baik ketimbang cara lain yang sarat kekerasan dan kontak fisik.
"Pilihan dengan seni dan budaya adalah pilihan yang baik. Penuh keindahan dan tanpa kekerasan. Penuh keindahan dan keserasian, menciptakan masyarakat yang berbudaya luhur dan anti kekerasan," paparnya.
Pameran ini bisa dinikmati publik secara gratis selama 8-20 Januari 2018. Seluruh karya dalam pameran tersebut juga akan dibawa untuk dipamerkan di London, Inggris.