Bisnis.com, JAKARTA - Zen sejatinya merupakan ajaran filsafat Buddha yang berkembang di kawasan Asia Timur. Dikutip dari kamus Merriam Webster, Zen adalah sekte Buddhisme Mahayana Jepang yang bertujuan menggapai pencerahan dengan intuisi langsung lewat meditasi.
Di Negeri Matahari Terbit itu, Mahayana merupakan salah satu kelompok besar dari aliran agama Buddha yang dalam ritualnya memadukan unsur seni dan budaya setempat.
Kemudian ketika Zen dihubungkan dengan hunian, maka jadilah desain rumah yang mencerminkan keseimbangan, harmoni, dan relaksasi.
Ada berbagai manfaat yang diperoleh ketika penghuni mengaplikasikan konsep tersebut untuk huniannya. Desainer Interior Dimas Suryono menuturkan melalui konsep Zen hunian semakin tertata rapih. Bukan hanya rapih, tambah Dimas, dengan konsep itu membuat penghuninya lebih disiplin. Hal itu karena si penghuni hanya diperbolehkan menaruh benda yang memang memiliki kegunaan di dalam rumah.
Berikut beberapa poin dari Dimas yang patut Anda perhatikan saat menerapkan konsep Zen di hunian:
MINIMALIS & ZEN
Sebelum jauh melangkah, sebaiknya perlu diingat pula bahwa konsep Zen berbeda dengan minimalis. Bahwa minimalis merupakan turunan Zen ya, tetapi kedua konsep tersebut memiliki pakemnya masing-masing. Dimas menjelaskan konsep minimalis umumnya memiliki nada warna yang lebih beragam. Sebaliknya, Zen hanya berkutat pada warna-warna natural yaitu putih, abu-abu, hijau, krem, dan krem merah muda.
WARNA
Seperti disinggung di atas, warna natural merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi pada konsep Zen. Sebab warna-warna natural dianggap memiliki kekuatan untuk merangsang relaksasi dan ketenangan.
Untuk implementasinya di hunian, Dimas mengatakan, penerapan warnanya cenderung monokrom dalam satu ruangan. Misalnya, imbuh Dimas, jika lantai hijau, maka dinding diberi cat hijau muda, dan langit-lagit cat hijanya lebih terang. Dengan demikian ada gradasi warna dalam satu ruangan.
“Dari lantai yang gelap semakin ke atas, makin cerah warnanya,” imbuhnya.
FURNITUR
Jika Anda masih berpikir untuk menaruh perabotan berukir, sebaiknya hilangkan keinginan tersebut. Alasannya pada konsep ini, detail perabotan nomor dua, yang utama adalah materialnya. Dimas mengatakan, konsep Zen lebih mementingkan esensi material pada perabotan. Misalnya, imbuh Dimas, kursinya bisa saja berbentuk sederhana tak ada ornamen. Namun, material kayu kursi itu berasal dari jenis kayu tertentu yang memunculkan motif-motif serat.
“Ukiran tidak ada, diganti oleh serat-serat kayu. Untuk furnitur yang sesuai dengan konsep Zen dapat menggunakan furnitur bergaya Jengki dan Skandinavia karena bentuk-bentuknya sederhana,” tuturnya.
MATERIAL
Alasan lain yang membuat konsep Zen cocok diterapkan pada hunian di Indonesia adalah dukungan material yang melimpah. Dimas mengatakan, ada beragam material alami yang tersedia di Indonesia seperti kayu, bambu hingga rotan. Di mana material-material alami itu, tuturnya, merupakan material khas Zen.
Untuk material kayu, Indonesia mempunyai berbagai jenis kayu yang berkualitas seperti kayu jati, mahoni, dan sungkai. Kayu-kayu tersebut, tambah Dimas, direkomendasikan jika diaplikasikan pada konsep Zen karena memiliki serat-serat yang mencolok.
“Kalau logam jarang digunakan di konsep Zen. Kebanyakan logam digunakan pada interior bergaya minimalis,” ujarnya.
Selain pada furniture, tambah Dimas, material kayu biasa digunakan pada elemen lantai di konsep Zen. Namun, saat ini tidak mudah mendapatkan kayu-kayu jenis tersebut karena langka. Sehingga alternatifnya, penghuni dapat memanfaatkan material pengganti kayu seperti seperti vinyl dan keramik mirip kayu. Dimas menuturkan hal tersebut tak jadi persoalan karena yang mesti didapat adalah nuansa kayu.
“Jadi kalau tegel kunci, marmer, granit sudah dipastikan tidak dapat dihadirkan di konsep zen karena tidak sesuai dengan konsep Zen yang mengusung bentuk-bentuk sederhana,” ujarnya.
DEKORASI
Untuk urusan dekorasi, konsep Zen tidak neko-neko. Prinsip yang mesti diperlihatkan pada konsep zen ini adalah garis-garis lurus. Dengan kata lain, ujar Dimas, pada Zen jarang ada bentuk-bentuk dinamis, baik itu pada furnitur maupuan elemen dekorasi lainnya. Dimas mengungkapkan konsep Zen terlihat sederhana, tetapi pada menjadi tantangan untuk desainer karena tiap elemen interior harus presisi.
TITIK FOKUS
Meski ruang didesain dengan sederhana, tetapi konsep zen mewajibkan adanya titik fokus pada tiap ruangnya. Titik fokus itu dimaksudkan agar orang masuk ke dalam ruangan pandangannya langsung mengarah ke arah tersebut. Untuk menciptakan hal ini, imbuh Dimas, dapat dilakukan dengan berbagai cara a.l. lewat penempatan karpet, hanging lamp dan standing lamp, tanaman, dan objek lainnya.
TAMAN & JENDELA
Tanaman merupakan objek yang tak boleh terlewat pada konsep Zen. Bila di dalam hunian, konsep ini cenderung tampil sederhana. Sebaliknya begitu keluar ruangan akan ramai oleh kahadiran tanam-tanaman. Kehadiran tanaman-tanaman tak lepas sebagai cara untuk menemukan ketenangan.
Untuk menunjang hal itu, maka rumah berkonsep Zen mengharuskan untuk menggunakan jedela berukuran besar yang menghadap ke taman. “Jendela itu layaknya kanvas lukisan. Jadi si penghuni bisa menikmati taman tersebut dengan leluasa lewat jendela yang besar itu,” ujarnya.