Health

Pentingnya Asuransi Penyakit Kritis Bagi Perempuan

Wike Dita Herlinda
Selasa, 20 Maret 2018 - 23:32
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA—Saat ini semakin banyak perempuan urban yang disibukkan dengan pekerjaan hingga tidak menyadari telah menjadi penurunan imunitas tubuh dan gangguan kesehatan pada dirinya.

Mereka bekerja hingga larut malam, membawa pekerjaan ke rumah, bekerja pada suhu tertentu, ekstrim mengurangi porsi makan, dan mengonsumsi obat diet tetapi justru membahayiakan ginjal adalah kasus-kasus yang sering terjadi pada perempuan urban.

Di sisi lain, perempuan juga dikenal suka memperhatikan penampilan. Hal ini juga baik, karena penampilan yang menarik dan bersih akan menambah semangat dan kepercayaan diri seseorang. Namun, mempercantik diri perlu diimbangi dengan pengetahuan dan kesadaran tentang kesehatan.

Health Claim Senior Manager Sequis Yosef Franciscus mengatakan perempuan seringkali membahayakan kesehatan saat berupaya menunjang penampilan. Misalnya dengan menggunakan zat-zat berbahaya pada kosmetik, peralatan kosmetik yang tidak higienis, pemutik kulit yang dapat memicu kanker, hak sepatu yang terlalu tinggi sehingga menyebabkan cidera otot kaki, dan lain sebagainya.

“Perempuan sebaiknya mengenal faktor eksternal yang rentan menyerang tubuh seperti paparan sinar matahari langsung, faktor karsinogen, gaya hidup buruk, dan riwayat penyakit dalam keluarga. Demikian halnya dengan faktor internal seperti emosi, genetik, hormon, dan ketahanan imunitas,” ujarnya.

Dia mengatakan sebenarnya bukan hanya kesibukan sehari-hari yang kerap menyebabkan perempuan urban stress. Faktor lain seperti kurang istirahat, kurang asupan makanan sehat, gaya hidup tidak sehat, kurang olah raga, dan paparan polusi dan zat kimia adalah penyebab tubuh perempuan rentan terserang penyakit. 

Yosef menjelaskan perempuan dan pria memiliki perbedaan bukan hanya pada kondisi biologis tetapi juga pada sistem saraf dan hormonal. Hormon berfungsi untuk mengendalikan fungsi tubuh seperti pertumbuhan, metabolisme, reproduksi dan mood (suasana hati).

Jumlah dan kadar hormon serta peranan yang berbeda, menyebabkan gangguan kesehatan pada perempuan pun  sangat khusus dan spesifik.

Misalnya saja, perempuan yang melewati fase golden age untuk hamil dan melahirkan, rentan terjadi komplikasi bila hamil dan bersalin bahkan berisiko tinggi pada terjadinya kematian. 

Perempuan juga mengalami siklus menstruasi. Pada masa menjelang dan terjadinya menstruasi, terjadi perubahan kadar hormon yang bisa memengaruhi fisik dan emosi perempuan dalam jangka waktu tertentu.

Selain itu, perempuan yang telah berusia 45 tahun ke atas akan mulai mengalami masa menopause (berhentinya menstruasi). Ketika telah mengalami menopause maka kadar hormon estrogen dan progesteron akan berkurang hingga akhirnya berhenti. Bertambah tua usia seseorang maka fungsi organ tubuh mereka pun akan ikut menurun. Hal Itu artinya, tubuh rentan terkena penyakit.

“Perempuan yang mandiri dan aktif tentu dapat memberikan kontribusi bagi keluarga dan masyarakat. Namun, jika terjadi  risiko sakit hingga harus dirawat inap dan perlu tindakan medis, tentu yang terjadi malah sebaliknya yaitu keuangan keluarga terganggu dan menguras simpanan finansial masa depan,” katanya.

Misalnya saja jika mengalami sakit Lupus. Penyakit ini banyak menyerang perempuan produktif usia 15-45 tahun. Lupus terjadi karena sel imunitas tubuh yang seharusnya menyerang kuman justru menyerang jaringan yang sehat sehingga memicu kerusakan pada bagian tubuh seperti kulit, sendi dan organ.

Permasalahannya adalah penyakit autoimun ini jarang bisa didiagnosa di awal, akibatnya penderita terkena dampak untuk waktu yang lama. Hingga saat ini pengobatan Lupus masih terbentur dengan biaya medis yang mahal, itu pun hanya untuk meminimalisir dampak dan mengurangi tingkat gejala.

Selain lupus, penyakit yang acap kali menghantui perempuan Indonesia adalah kanker payudara. Jenis kanker ini merupakan salah satu jenis kanker terbanyak di Indonesia. Perempuan diharapkan memiliki kesadaran untuk melakukan pemeriksaan rutin dan berkala guna mencegah dan mendeteksi awal  adanya kanker payudara.

Ada juga kanker leher rahim atau kanker serviks, penyakit ini termasuk mematikan selain kanker payudara. Sayangnya, kanker serviks tidak menunjukkan adanya tanda awal atau sulit diindentifikasi hingga akhirnya memasuki stadium akhir.

Kanker serviks menyerang saluran reproduksi yang menghubungkan vagina dengan rahim (uterus). Kanker ini dipicu oleh human papillomavirus (HPV) yang menyerang sel epitel kulit dan membran mukosa pada daerah kelamin.

Mencegah tentu lebih baik dari pada mengobati. Dengan mengenal fungsi dan kemampuan tubuh maka akan lebih mudah bagi perempuan untuk mengurangi risiko terkena serangan penyakit yang rentan menyerang dirinya.

Misalnya bagi mereka yang sudah berusia di atas 40 tahun, sebaiknya menambah jam istirahat dan rutin berolah raga karena hormoh HGH (Human Growth Hormone)  pembentuk sel-sel tubuh mulai berkurang sehingga mudah lelah, letih dan lesu.

“Pada saat 2 tahun sebelum hamil dan masamenyusui, si ibu jangan sampai kekurangan kalsium untuk mencegah risiko osteoporosis atau jika memiliki riwayat keluarga yang berpenyakit kritis seperti diabetes, jantung, hipertensi, sebaiknya tidak melakukan hubungan seksual yang sering berganti pasangan, serta tidak merokok,” ujar dr Yosef.

Penting juga bagi perempuan untuk secara rutin memeriksakan diri dan melakukan pengobatan medis jika terdiagnosa gejala penyakit di atas. Sayangnya, hanya sebagian kecil perempuan yang melakukan hal ini.

Karena kurangnya pengetahuan, keterbatasan pada akses kesehatan serta mahalnya biaya pengobatan. Misalnya saja untuk mengontrol penyakit kanker payudara dan serviks sejak dini, pasien harus melalukan pemeriksaan untuk menangkap sel pra-kanker dan mencegah kanker serviks ini berkembang melalui tes IVA atau papsmearmamogram, dan medical checkup.

Jika telah divonis menderita kanker payudara, biasanya harus melakukan serangkaian perawatan seperti pemeriksaan iagnostic, pembedahan, dan kemoterapi.

“Biaya pengobatan yang sangat tinggi menyebabkan tidak terjangkau oleh masyarakat. Alih-alih ingin mendapatkan kesembuhan dengan berobat justru biaya pengobatan yang sangat tinggi membuat pasien makin depresi dan tak kunjung sembuh,” ujar Vice President of Life Operation Division Sequis Eko Sumurat.

Eko menyarankan agar perempuan Indonesia mengantisipasi dengan memiliki asuransi penyakit kritis sedini mungkin.

Namun, tidak semua perusahaan asuransi menyediakan asuransi khusus untuk perempuan. Untuk itu, Sequis menyediakan Lady Protection yaitu produk rider (asuransi tambahan) kesehatan unit link untuk melindungi perempuan dari penyakit khusus yang menyerang perempuan.

“Pada produk Lady Protection, penyakit yang ditanggung yaitu Carcinoma In Situ (Sekelompok sel abnormal yang muncul pada organ pertama kali dan tidak terkendali namun belum menyebar ke bagian lainnya) yang terjadi pada pada payudara atau leher rahim (serviks), Systemic Lupus Erythematosus (penyakit auto imun kronik yaitu terbentuknya antibodi secara otomatis yang bersifat patologis dan kekebalan yang kompleks sehingga jaringan dan sel tubuh mengalami kerusakan),” ujar Eko.

Bahkan produk ini juga memberikan pertanggungan pada pembedahan rekonstruksi yaitu untuk rekonstruksi wajah (restorasi atau rekonstruksi dari bentuk dan tampilan struktur wajah di atas leher, yang rusak, hilang, cedera atau berubah bentuk) akibat kecelakaan dan membutuhkan perawatan medis dan pembedahan dan rekontruksi akibatkanker payudara (operasi pengangkatan payudara secara radikal dengan cara pembedahan).

Eko mengatakan, hingga akhir 2017, Sequis telah membayarkan klaim dari  produk Lady Protection sebesar Rp2,925 miliar  atau naik 474% dari periode yang sama sebelumnya sebesar Rp510 juta.

“Tingginya biaya untuk mengobati penyakit yang menyerang perempuan tentunya membuat perempuan semakin menyadari bahwa asuransi sangat penting peranannya untuk membantu mengantisipasi kerugian finansial di masa depan jika harus menghadapi penyakit tersebut di atas,” ujar Eko.

Beberapa kasus kanker yang ditemukan pada stadium dini, jika ditangani dengan cepat dan tepat dapat memberikan harapan hidup yang lebih lama dan kesempatan untuk sembuh. Namun, apakah tersedia dana yang cukup memadai?

Untuk itu, dia menyarankan agar perempuan Indonesia mempraktikkan gaya hidup sehat serta siapkan diri Anda dari risiko yang tak terduga dan tak diinginkan dengan memiliki perlindungan asuransi.

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro