Bisnis.com, JAKARTA -- Setelah menikah pada 19 Mei 2018 lalu, Pangeran Harry dan Meghan Markle melangsungkan bulan madu di Kanada. Namun keindahan bulan madu keduanya terusik ancaman serangan teror yang mengincar pasangan keluarga Kerajaan Inggris tersebut.
Ancaman ini terkait sejarah Pangeran Harry yang pernah memerangi Taliban ketika bertugas selama 4 bulan di Afghanistan pada 2012 lalu. Saat itu, Pangeran Harry meluluhlantakkan Taliban dengan serangan udara.
Kekhawatiran adanya aksi balas dendam kepada Pangeran Harry membuat para pejabat Inggris sepakat memerintahkan satuan tentara bersenjata khusus untuk melindungi sang pangeran dan istri selama bulan madu berlangsung.
Seorang warga sekitar yang berada di dekat lokasi bulan madu Duke dan Duchess of Sussex mengatakan bahwa tentara mengawal mereka dengan ketat. Meghan Markle Dinikahi Pangeran Harry Suaminya di Suits Bahagia
"Mereka menjalani kencan romantis di sebuah pub lokal. Kemudian, tim keamanan mereka biasanya ada di dekat meja mereka, dan mungkin akan mengganggu sedikit keromantisan mereka," terang warga tersebut.
Tidak hanya saat berpergian, hotel yang diinapi Pangeran Harry dan Meghan Markle tersebut juga dijaga ketat oleh sistem keamanan canggih.
Dalam hotel yang terletak di sebuah desa terpencil di Kanada tersebut terdapat ruang pengintai hingga sensor gerak yang mengawasi ada tidaknya tindakan yang mencurigakan.
"Hotel bak sebuah benteng. Tidak boleh berfoto selama di hotel dan semua kamar di sekitar kamar Pangeran Harry dan Meghan Markle telah dikosongkan. Penjagaannya sangat ketat," tutup warga tersebut.