Bisnis.com, JAKARTA — Apakah Anda pernah mendengar gangguan shared psychotic? Ini adalah jenis penyakit langka yang terjadi ketika orang yang sehat mulai mengalami delusi yang sama dengan orang terdekatnya yang terkena gangguan mental.
Contohnya, seorang anggota keluarga memiliki gangguan psikotik karena penyakitnya dan dia percaya pada sesuatu yang imajiner dan tidak masuk akal. Namun, pikiran dan perilakunya normal.
Orang-orang yang menderita gangguan psikotik mengalami kesulitan untuk tetap berhubungan dengan dunia nyata dan mereka tidak dapat menjalankan kehidupan sehari-hari.
Gejala yang paling umum bagi orang yang mengalami gangguan psikotik adalah sering berhalusinasi dan mengalami delusi, termasuk mendengar, melihat atau merasakan hal-hal yang tidak ada. Tanda-tanda gangguan ini mulai mempengaruhi interaksi si penderitanya dengan orang lain dan mengganggu kehidupan sosialnya.
Dilansir dari boldsky.com, Sabtu (7/7/2018), gangguan shared psychotic paling sering terjadi dalam waktu yang panjang, di mana si penderita gangguan psikotik lebih dominan dibandingkan orang yang dekat dengannya.
Kedua orang ini cenderung memiliki hubungan emosional yang erat satu sama lain. Gangguan ini juga dapat terjadi pada kelompok orang yang sangat dekat dengan orang yang menderita gangguan psikotik.
Misalnya, ini bisa terjadi dalam aliran sesat jika pemimpinnya adalah seorang psikotik dan pengikutnya terpengaruh delusinya. Para ahli tidak tahu apa penyebabnya tetapi mereka percaya bahwa stres dan isolasi sosial menjadi alasan utama dalam mengembangkan penyakit jiwa ini.
Faktor penyebab dari shared psychotic meliputi hal-hal berikut:
- Faktor-faktor biologis yang melibatkan perubahan senyawa biokimia di otak.
- Genetika yang melibatkan keluarga yang mengalami skizofrenia atau gangguan psikotik lainnya.
- Faktor psikologi.
- Stres karena kematian seseorang atau mungkin stres terus menerus dalam hidup.
- Penyalahgunaan narkoba.
Gangguan shared psychotic bisa menjadi masalah berkelanjutan. Namun, jika ditangani dengan tepat dan cepat bukan tidak mungkin jika mereka bisa disembuhkan.
Ada beberapa pengobatan yang bisa dilakukan untuk gangguan ini. Pertama, psikoterapi, di mana jenis konseling ini dapat membantu seseorang mengenali delusi dan kembali ke dunia nyata.
Terapi ini juga bertujuan untuk mengurangi gangguan emosi dari kondisi tersebut.
Kedua, terapi keluarga lewat konseling yang melibatkan keluarga dari orang yang sudah terpengaruh gangguan psikotik. Anggota keluarga dapat menyemangati untuk beraktivitas dan meningkatkan minat orang tersebut, mengembangkan ikatan sosial, dan lain-lain.