Bisnis.com, JAKARTA - Awkarin. Apa yang terlintas di pikiran Anda saat mendengar atau membaca nama selebgram yang terkenal dengan Imej 'bad girl'-nya ini?
Baru-baru ini perempuan yang bernama asli Karin Novilda itu membawa kabar menggemparkan dengan memutuskan vakum dari dunia media sosial.
Selebgram yang sudah memiliki pengikut lebih dari 3 juta di Instagramnya memutuskan untuk menjual akun Instagramnya dan tidak bekerja sebagai artis Instagram lagi.
Baca Juga Pemprov Jabar Kaji Ulang Proyek Meikarta |
---|
Karin, begitu dia dipanggil oleh teman-temannya kembali menjadi bahan perbincangan saat dia ketahuan datang langsung daerah bencana di Sulawesi Tengah sebagai sukarelawan.
Karin yang tampil dengan wajah tanpa polesan dan pakaian tertutup lantas dipuji banyak orang. Hinaan-hinaan yang selama ini ditujukan kepadanya mendadak hilang.
Banyak yang mengatakan Karin patah hati sehingga dia memutuskan untuk tobat dan kini berusaha untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik.
Banyak juga komentar negatif yang mengatakan bahwa dirinya sedang mengandung atau dia hanya sedang 'drama' seperti yang sering warganet ucapkan kepadanya.
Namun, semua itu dibantah Karin melalu vlog yang dia unggah di akun YouTube-nya Karin Novilda.
Dalam video yang berdurasi selama 44 menit 16 detik tersebut Karin mengakui bahwa dirinya memiliki mental disorder sejak masih duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA).
Karin bahkan mengatakan bahwa pada saat itu dia harus keluar masuk rumah sakit karena merasa depresi dan mencoba untuk bunuh diri.
Karin akhirnya bisa sembuh melawan penyakit mentalnya setelah berjuang seorang diri dengan selama dua tahun lamanya.
Karin berhasil menyembuhkan kekhawatiran berlebihannya dengan menonton video dan buku-buku motivasi. Dia berhasil bangkit sampai semuanya berubah kembali ketika kematian mantan kekasihnya, Oka Mahendra membuat dirinya dijuluki sebagai seorang 'pembunuh'.
Untuk diketahui, sebelum Oka meninggal dengan mengakhiri hidupnya sendiri, Karin sempat mengungkapkan di media sosialnya bahwa dirinya belum menerima bayaran untuk fee pekerjaannya dari Takis Management.
Takis Management adalah manajemen artis yang menaungi Karin bersama dengan Young Lex, Anya Geraldine dan sebagainya.
"Kalian kehilangan orang yang kalian sayang, dan lalu tiba-tiba satu Indonesia adalah penyebab kematiannya, what would you feel?," kata Karin seperti yang Bisnis kutip dari vlog Karin Novilda.
Karin pun mulai menepis semua itu dengan membangun imej yang lebih positif. Dia juga membangun manajemen artisnya sendiri yang dia beri nama 'A Team'. Dia ingin menunjukkan bahwa apa yang warganet tuduhkan kepadanya tidak benar.
Dan Awkarin sukses membuktikannya.
"Here's come to the part di mana aku bisa dibilang aku sudah punya semua yang aku butuhkan, aku terkenal, aku punya uang, aku punya mereka yang menyayangiku, aku semua cinta, like, komentar bagus tapi ternyata semua itu enggak menjamin kebahagiaan seseorang," lanjutnya.
Namun, bukan berarti dia tidak bahagia dengan pencapaiannya. Karin mengakui bahwa dirinya bahagia.
"Dengan semua yang aku punya sekarang, aku ngerasa ada yang beda sama diri aku, aku ngerasa aku berubah, bukan Karin yang dulu," katanya.
Dia mengatakan bahwa dia mengunggah foto di Instagram hanya demi like dan komentar positif.
"Ini apa yang aku rasain itu toxic, Karena ketika belakangan ini aku nge-post dan aku mengharapkan likes yang banyak tapi ternyata aku dapat likes-nya enggak terlalu banyak di beberapa foto misalnya aku ngerasa sedih, aku depresi, aku merasa stress, aku enggak bahagia," ungkapnya.
Dia bertanya kepada dirinya sendiri, apa yang kurang dari foto yang dia unggah sehingga dia akhirnya berusaha membuat konsep foto yang membuat fotonya disukai banyak orang.
Beruntungnya, Karin akhirnya menyadari sikap tersebut dapat mengantarkan dirinya untuk kembali mengalami depresi.
Dia menyadari bahwa jika dirinya terus membiarkan semua itu perasaan itu menghampiri media sosial bisa mengkontrol dirinya.
"Kalian tahu enggak kalau sosial media itu disalahgunakan, digunakan secara berlebihan sama bahayanya kayak menggunakan narkoba, sederhana saja, contohnya aku. Aku unggah foto di Instagram, fotonya banyak disukai dan ketika banyak yang suka saya senang, why?," ungkapnya.
Karin akhirnya memutuskan untuk berhenti atau vakum dari bermain Instagram dan belajar bersosialisasi secara natural tanpa menggunakan handphone.
Dan dia merasa bahagia dengan cara tersebut. Dia merasa bahwa hidupnya jauh lebih baik ketika dia benar-benar berusaha untuk tidak terus menerus menggunakan sosial media.
Karin juga mengatakan ke depan dia hanya akan menggunakan akun Instagram untuk menyebarkan hal-hal yang positif dan kebahagiaan.