Bisnis.com, JAKARTA - Gelak tawa para penonton meramaikan pagelaran Ketoprak yang dimainkan oleh para Jurnalis, Humas dan para Bankers di Gedung Usmar Ismail, Kamis (1/11) saat mereka menyaksikan ketoprak dengan lakon Ken Arok yang di kemas secara modern.
Eko B. Supriyanto, selaku Produser Eksekutif menjelaskan bahwa pagelaran ini selain bertujuan untuk melestarikan budaya Indonesia, Adhi Budaya yang dipimpin oleh seniman senior Aries Mukadi bekerja sama dengan komunitas wartawan dan komunitas humas, juga melakukan donasi untuk pelestarian tradisi dan para korban gempa di Palu.
Ketoprak ini dilakukan dengan dialog yang bebas dan tetap mengikuti alur cerita Ken Arok. Hal ini menyumbang gelak tawa penonton yang tak berhenti karena tampilan para lakon yang jenaka dan menyindir mereka satu sama lain.
Aries Mukadi, menyadari bahwa pelestarian budaya Indonesia lebih bisa diterima dengan mencampurkan budaya modern ke dalam kesenian, seperti gaya bicara dengan bahasa Indonesia, dan sentilan-sentilan topik sosial yang kekinian.
Dengan alunan gending serta ke ikut sertaan bintang tamu Srimulat, seperti Tessy dan Pakde Polo menciptakan suasana Ketoprak yang sangat renyah dengan sautan tawa para penonton yang membuncah. Tak Jarang, Tessy mengajak para penonton untuk berdialog.
“Total para pelakon yang melakoni Ketoprak ini sebanyak 54 peserta dari komunitas dan 112 orang volunteer yang terlibat dalam pra, proses dan pasca produksi. Donasi dari hasil pagelaran ketoprak Adhi Budaya yang ke 67 ini sebesar Rp25 juta untuk kesenian tradisi dan donasi dengan nilai yang sama untuk korban Palu,” ucap Eko B. Supriyanto.
Aries Mukadi sebagai pemimpin Adhi budaya sekaligus sutradara ketoprak menjelaskan bahwa terdapat perbedaan cerita yang dikisahkan dengan kisah Ken Arok yang dikenal secara umum. Aries Mukadi menegaskan bahwa kisah Ken Arok yang ditampilkan adalah hasil dari riset prasasti-prasasti dan penjelasan keturunan Ken Arok.
Bagi Aries, sejarah memang butuh diluruskan apabila tidak sesuai dengan kenyataan dan penjelasan saksi yang terjadi. Hal ini dilakukan dengan harap agar dapat mengedukasi para penonton tentang sejarah dan budaya di Indonesia.
“Pada umumnya, Ken Arok adalah seorang perampok yang mencintai Ken Dedes serta membunuh Tunggul Ametung saat Tunggul Ametung tidur, tetapi saya tidak rela, karna bagaimana pun seorang raja pasti memiliki kesaktian, kewibawaan, jadi dalam cerita ini Tunggul Ametung tidak tidur, namun Ken Arok langsung menantang Tunggul Ametung untuk merebut Ken Dedes, dan Tunggul Ametung siap siaga secara jantan gitu,” ucap Aries Mukadi.
Aries Mukadi juga menambahkan dalam kisah ketoprak kali ini Ken Arok berkelakar bahwa dia hanya merampok para orang kaya dan para koruptor, para orang miskin tidak di rampok oleh Ken Arok. Aries Mukadi menegaskan kembali bahwa dirinya hanya meluruskan sebuah kisah sejarah yang benar.
Kisah ketoprak ini dirangkai berdasarkan penemuan penggabungan kisah prasasti lempengan yang ditemukan di Sukun, Malang, serta yang ditemukan di trenggalek yang menceritakan kisah sebelum Ken Dedes dinamakan seorang Ken Dedes.
Diakhiri dengan tepuk tangan para penonton menutup pagelaran ketoprak ini pada 22.30 malam ditutup bersamaan dengan pemberian apresiasi para tokoh Ken Arok dan Ken Dedes.