Menkes, Nila Farid Moeloek saat menyampaikan pidatonya pada acara Puncak Peringatan Hari AIDS Sedunia 2018, di Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Narkotika Kelas IIA, Cipinang, Jakarta Timur, Senin (17/12/2018)./Bisnis-Faiza
Health

Peringatan Hari AIDS Sedunia 2018, Menkes Perhatikan Warga Binaan Pemasyarakatan

Nur Faizah Al Bahriyatul Baqiroh
Senin, 17 Desember 2018 - 19:23
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Kesehatan bekerjasama dengan Kementerian Hukum dan HAM memperingati Hari AIDS Sedunia (HAS) tahun 2018 di Lapas Narkotika Kelas IIA Jakarta di kawasan Jatinegara pada Senin siang (17/12/2018).

"Pemilihan Lapas Narkotika Cipinang Kelas II A sebagai lokasi acara puncak HAS 2018 karena Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) dan tahanan adalah kelompok non populasi kunci yang rentan penularan HIV, sehingga perlu segera diketahui status HIV-nya," tutur Menteri Kesehatan, Nila Farid Moeloek saat menyampaikan pidatonya pada acara Puncak Peringatan Hari AIDS Sedunia 2018, di Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Narkotika Kelas IIA, Cipinang, Jakarta Timur, Senin (17/12/2018).

Selain itu, jumlah WBP dan tahanan narkotika di Indonesia cenderung meningkat dari tahun ke tahun.

"WBP dan tahanan adalah kelompok masyarakat yang berada dalam closed settings. Karena itu, perlu mendapat perhatian dan pendekatan khusus guna meningkatkan derajat kesehatannya," lanjutnya

Peringatan Hari AIDS Sedunia atau HAS tahun ini mengambil tema Saya Berani, Saya Sehat! Artinya, berani memeriksakan status HIV dan bila positif HIV akan tetap sehat karena patuh minum obat ARV.

Tema ini dipilih sebagai bagian dari pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) dalam pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dengan pendekatan deteksi dini (early detection) dan pengobatan segera (prompt treatment).

“Kalau kalian menggunakan jarum suntik yang tidak steril, kalian berisiko kena HIV/AIDS. Bagi orang yang positif HIV dan berobat, masih punya peluang, ada obat ada jalan. Tapi kalau sudah AIDS, itu hanya menuju kematian,” kata Nila.

Saat ini, layanan kesehatan terkait konseling dan tes HIV/AIDS telah terselenggara di 431 RS, Puskesmas LSM dan Rutan/Lapas.

Lalu, diselenggarakan pula layanan perawatan dan pengobatan bagi ODHA di 323 rumah sakit yang merupakan satelit atau pengampunya.

"Terkait layanan jarum dan alat suntik steril saat ini tersedia di 194 Puskesmas, sementara program pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak (PPIA) ada di 91 RS dan Puskesmas," lanjutnya.

Selain itu, program terapi rumatan Metadon sampai saat ini telah ada di 79 RS, Puskesmas dan Rutan/Lapas. Akses pengobatan ARV bagi ODHA kini semakin meningkat.

"Namun, tentu masih perlu peningkatan bahkan diperluas ke seluruh layanan kesehatan yang terdapat di Lapas atau Rutan," tandasnya.

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro