Warga berjalan di samping atap rumah miliknya yang roboh setelah diterjang gelombang tinggi di Kampung Cikadu, Kecamatan Tanjung Lesung, Pandeglang, Minggu (23/12/18). BPBD setempat melaporkan jumlah korban meninggal dunia 13 orang dan ratusan lainya mengalami luka-luka serta 400 lebih rumah warga di pinggir pantai roboh akibat terjangan gelombang pasang dan ombak setinggi hingga 5 meter Sabtu (22/12) malam./ANTARA FOTO-Muhammad Bagus Khoirunas
Health

Warga Korban Tsunami Diminta Waspada Akan Wabah Diare

Nur Faizah Al Bahriyatul Baqiroh
Kamis, 27 Desember 2018 - 11:16
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Warga Banten khususnya di lokasi terdampak tsunami, Pandeglang dan Serang diminta waspada terhadap penyakit diare.

Berdasarkan laporan sementara tim Rapid Health Assessement (RHA) bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes yang terdiri dari Subdit Surveilans, PHEOC Indonesia, FETP Indonesia, KKP Banten, Dinkes Banten, dan Dinkes Jawa Barat pada 25 Desember 2018 diketahui penyakit yang berpotensi menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah diare akut.

Gambaran situasi penyakit potensial KLB sebelum terjadinya bencana di wilayah Padeglang dan Serang pada minggu ke-49 dan ke-50 tahun 2018 berdasarkan data Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR), 3 penyakit yang kemungkinan tinggi berpotensi KLB adalah diare akut, penyakit serupa influenza (ILI), dan suspek demam tifoid.

"Di Pandeglang, kasus diare akut itu mencapai 859 kasus, disusul penyakit serupa influenza (ILI) sebanyak 504 kasus, dan suspek demam tifoid sebanyak 204 kasus," ujar Menteri Kesehatan, Nila Farid Moeloek seperti yang Bisnis kutip dari laman resmi sehatnegeriku.kemkes.go.id, Kamis (27/12/2018).

Sementara di Serang, kasus diare akut terdata sebanyak 912 kasis, ILI 386 kasus, dan suspek demam tifoid sebanyak 121 kasus.

"Data tersebut didapatkan sebelum terjadinya tsunami [minggu ke-49 dan ke-50 tahun 2018], saat ini setelah tsunami menerjang kedua kabupaten itu ada kemungkinan angka kasus dari ketiga penyakit potensial KLB itu meningkat," lanjut Nila.

Oleh karena itu, Nila meminta dengan sangat kepada seluruh warga terdampak tsunami di Banten agar berusaha untuk menjaga kebersihan.

“Minimal cuci tangan sebelum makan untuk mencegah bakteri masuk ke dalam tubuh melalui makanan dan menyebabkan diare,” kata Nila.

Selain diare, Nila juga mengingatkan masyarakat agar waspada terhadap penyakit lainnya yang bersumber dari lingkungan.

Demi mencegah terjadinya KLB penyakit pasca tsunami telah dilakukan desinfeksi di Puskesmas Carita oleh tim Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Banten dan pemberian bantuan logistik seperti family hygiene kit, masker, plastik sampah, obat-obatan, dan ambulans dari Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan, KKP Banten, KKP Soekarno Hatta, KKP Tanjung Priok, serta KKP Bandung.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro