Bisnis.com, JAKARTA—Bersikap baik kepada orang lain tentu boleh-boleh saja. Akan tetapi menjadi tidak wajar apabila Anda hidup hanya untuk menyenangkan orang lain. Orang yang bersikap seperti ini disebut sebagai people pleaser.
Si people pleaser kadang-kadang dinilai orang lain sebagai penjilat karena dia cenderung berupaya untuk membuat orang lain senang. Sayangnya, dia sebenarnya tidak menyadari bahwa dia kehilangan dirinya sendiri karena berusaha menyenangkan orang lain.
Apakah Anda si people pleaser? Berikut ini beberapa tandanya dilansir Life Hack:
1. Tidak pernah mengatakan “tidak”
Orang seperti ini cenderung selalu mengatakan ya untuk segala hal yang diminta kepadanya. Bahkan ketika dia tidak bisa melakukannya atau jiwanya berkata tidak, dia akan tetap mengatakan ya. Mengapa? Karena baginya mengatakan tidak adalah kesalahan besar.
2. Terlalu peduli terhadap perkataan orang lain
Pada setiap keputusan besar maupun kecil dalam hidupnya, dia selalu didikte oleh orang lain. Si people pleaser cenderung berpikir apapun yang dilakukannya harus membuat orang lain senang. Dia membiarkan orang lain yang menjadi fokus utama dalam hidupnya. Karena takut akan penilaian orang lain yang menilainya sebagai orang yang buruk, dia rela mengorbankan kebebasannya.
3. Selalu meminta maaf
Dalam setiap kalimat yang diucapkannya selalu diselingi permintaan maaf. Bahkan secara tidak sadar, dia selalu minta maaf untuk kesalahan yang sebenarnya tidak dibuatnya.
4. Tidak mau memutuskan hubungan dengan orang beracun
Si people pleaser juga tidak berani melepaskan hubungan yang jelas-jelas sudah merugikannya. Dia selalu ingin mempertahankan hubungan sekalipun telah dikecewakan, dikhianati, bahkan ditinggalkan.
5. Rela dimanfaatkan orang lain
Orang seperti ini dengan rela dimanfaatkan kebaikannya oleh orang lain. Sekalipun dia tahu sedang dimanfaarkan, dia tidak menolak karena menganggap itu adalah bagian dari tanggung jawabnya.
6. Tidak memiliki waktu untuk diri sendiri
Demi menyenangkan orang lain, mereka tidak terlalu peduli dengan dirinya sendiri. Akibatnya, dia selalu tidak memiliki waktu utnuk diri sendiri. Dia selalu ingat untuk menyenangkan orang lain, tetapi tidak untuk menyenangkan dirinya sendiri.