Bisnis.com, JAKARTA--Laporan United Nations International Children’s Education Fund (UNICEF) 2002 dalam Adolescence, A Time That Matters menyatakan bahwa 70% dari kematian orang dewasa terjadi akibat penyakit jantung dan paru-paru.
Jenis penyakit berisiko tinggi itu sebetulnya dapat dicegah sejak usia yang lebih muda melalui gaya hidup yang sehat dan teratur.
Selain penting memenuhi kebutuhan gizi yang seimbang, pada masa remaja juga terjadi perkembangan paling signifikan pada otak, khususnya bagian preftrontal cortex. Dalam otak manusia prefrontal cortex berfungsi untuk mematangkan kemampuan kognitif, mengambil keputusan, mengembangkan kepribadian, dan kemampuan untuk bersosialisasi.
Prefrontal cortex merupakan bagian depan otak seseorang yang berkembang sangat baik di usia remaja. “Pada masa remaja juga terjadi pubertas, dan mengalami perkembangan mental yang signifikan juga, dan semua itu dipengaruhi oleh prefrontal cortex tadi,” kata dokter Sandi Perutama Gani.
Perkembangan prefrontal cortex dipengaruhi oleh hormon endorfin yang diproduksi melalui tiga elemen yakni gen deleted in colorectal cancer (DCC), hormon dopamin, dan hormon kortisol.
Dokter umum ini menganjurkan untuk melakukan kegiatan yang menunjang perkembangan prefrontal cortex yakni aktivitas fisik yang meningkatkan hormon endorfin. Manfaat dari tingginya hormon endorfin dalam tubuh cukup beragam, misalnya menekan stres, melancarkan sirkulasi darah, dan meningkatkan pembakaran kalori.
Salah satu hal unik dalam perkembangan prefrontal cortex adalah adanya gen DCC yang memicu kanker kolon atau kanker usus besar pada usia dewasa.
“Penelitian menunjukkan bahwa makin tinggi gen ini pada usus besar, makin mempengaruhi mental atau prefrontal cortex seseorang,” kata Sandi. Lebih mengejutkan lagi ternyata gen DCC dapat meningkat karena kurangnya aktivitas fisik, kurang istirahat, dan penggunaan rokok & narkoba.
Itulah sebabnya kesehatan mental remaja perlu dijaga dengan memperhatikan perkembangan prefrontal cortex. “Demi masa dewasanya yang sehat, remaja perlu diperhatikan juga mengenai aktivitas fisiknya,” kata Sandi. Dia menganjurkan remaja untuk mulai berolahraga seperti lari, futsal, basket, badminton, dan lain-lain.