Anak-anak kompleks sedang menikmati membaca buku dari gerobak baca milik ibu Kurnia Astuti/Ist
Relationship

Prihatin Literasi di Indonesia, Ibu Ini Dorong Gerobak Ajak Warga Baca Buku

Akhirul Anwar
Kamis, 16 Mei 2019 - 16:11
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Seorang guru SD Negeri 003 Tenggarong Kalimantan Timur berkeliling kompleks perumahan menawarkan kepada warga agar mau membaca buku.

Usahanya ini sempat tidak digubris oleh masyarakat yang lebih asyik bermain ponsel. Hingga akhirnya ada seorang pejabat menghampirinya, seketika itu masyarakat sadar dan mengapresiasi jerih payahnya. Begini kisahnya.

Namanya guru tersebut adalah Kurnia Astuti. Selama April 2019 dia keliling kompleks perumahan ditemani oleh tiga anaknya yang masih kecil kecil: Bilqis yang masih kelas empat SD, Yasmin yang sementara masih duduk di TK, dan adiknya Asifa yang masih usia tiga tahun.

Prihatin Literasi di Indonesia, Ibu Ini Dorong Gerobak Ajak Warga Baca Buku

Dengan menggunakan gerobak dorong yang biasa untuk membawa galon air, buku-buku milik pribadi seperti komik, novel, majalah dan lain-lain dibawa untuk dibaca masyarakat secara gratis.

"Saya merasa terpanggil setelah melihat besarnya kecenderungan anak-anak disini buang-buang waktu bermain gadget. Kadang-kadang bahkan anak saya ikut-ikutan tergoda. Saya ingin anak-anak di kompleks ini lebih mampu memanfaatkan waktunya dengan rajin membaca buku," ujarnya dalam ketarangan tertulis yang diterima Bisnis, Kamis (16/5/2019).

Jadwal keliling adalah tiap hari Jum’at pukul 16.30-17.30. Mereka tidak hanya keliling kompleks perumahan mereka sendiri, tapi juga kompleks tetangga. Orang tua dan anak-anak menyambut gembira kegiatan ibu Kurnia ini, bahkan orang tua memerintahkan anak-anaknya bergabung membaca daripada bermain gadget.

Pada bulan Mei ini, karena puasa, ia tidak keliling, tapi menyilahkan pembaca untuk datang langsung ke perpustakaan mininya di rumah.

“Buku saya belum begitu banyak. Tapi saya nanti akan pasang banner rumah baca di rumah saya. Saya mempersilahkan siapa saja menyumbang buku dan akan saya manfaatkan sebaik-baiknya untuk gerakan literasi,” ujar salah satu fasilitator Daerah Program PINTAR Tanoto Foundation ini.

Namun yang patut diacungi jempol adalah keberanian dan semangatnya berserta keluarganya pada waktu pemilu kemarin tanggal 17 April 2019. Dibantu suaminya, Syamsul Efendi, ia membawa gerobak baca keliling tersebut ke tempat pemungutan suara (TPS) dan membuka lapak baca disitu.

“Saya amat prihatin dengan tingkat literasi di Indonesia. Jadi saya mencoba menggugah semua orang untuk tergerak mau membaca,” ia menceritakan motifnya.

Prihatin Literasi di Indonesia, Ibu Ini Dorong Gerobak Ajak Warga Baca Buku

Menurutnya, awalnya hampir tak ada orang yang menggubris lapaknya di TPS tersebut. Kebanyakan orang-orang asyik bermain hp sambil menunggu waktu mencoblos.

“Saya sampai tawarkan ke tempat duduk mereka. Saya katakan tidak dipungut biaya, tapi tetap tak ada yang menggubris,” kenangnya.

Orang-orang baru perhatikan lapak membaca tersebut, saat tiba-tiba pejabat provinsi dan kabupaten datang berkunjung ke TPS tersebut, diantaranya Kasi Perpustakaan Kabupaten Idmansyah, dan Pejabat Dinas Kebudayaan Daerah Pak Yuyun. Ternyata para pejabat tersebut tidak langsung menuju ke TPS, tapi ke lapak baca yang didirikan ibu Kurnia. Melihat hal tersebut, orang-orang baru ikut-ikut mengapresiasi kegiatan bu Kurnia.

Prihatin Literasi di Indonesia, Ibu Ini Dorong Gerobak Ajak Warga Baca Buku

Menurutnya, karena kegiatan buka lapak baca di tempat pemungutan suara tersebut, akhirnya ia cukup dikenal dan diminta untuk menjadi nara sumber literasi di beberapa tempat.

“Melihat saya gigih membuka lapak pakai buku-buku pribadi di tempat umum, Kasi Perpustakan mengundang saya jadi narasumber kegiatan literasi di perpustakaan daerah dan juga mengisi kegiatan di Taman PINTAR. Saya juga akan mendapat hadiah tambahan buku dari Rumah Budaya Kutai,” ujarnya.

Keluarga Literasi

Menurut Kurnia, awalnya ia bukanlah pembaca buku yang rutin. Ia baru tergerak rutin membaca, setelah ia membaca banyak artikel tentang pentingnya gerakan literasi dan ikut pelatihan budaya baca Tanoto Foundation.

“Walaupun saya suka menulis diary. Bahkan diary saya sampai 30 buku. Saya awalnya bukan pembaca yang baik,” ujarnya.

Kini ia selalu luangkan diri setiap hari untuk membaca buku. Bahkan bersama suaminya, ia sepakat untuk membuat program khusus membaca bagi keluarga tersebut. Setiap pagi, anaknya yang SD setelah salat subuh diwajibkan membaca selama 10 menit. Sedangkan tiap malam, ia dan suaminya bergantian membacakan pada anak-anaknya buku cerita.

“Karena kegiatan ini, anak saya yang usia tiga tahun sekarang sangat menyukai buku. Untuk tiga buku favoritnya, walaupun Ia belum bisa membaca, ia sudah hapal isi buku kecil tersebut tiap halaman,” ujarnya bangga.

Sedangkan yang paling besar, Bilqis, sudah pandai menceritakan kembali isi buku.

“Selain saya minta menceritakan isi buku bacaan lewat lisan, saya juga gunakan kertas bekas untukmembimbingnya menceritakan buku yang ia telah baca lewat tulisan. Hasil karyanya kemudian ditempel di kotak membaca seperti kotak kado dan jadi hiasan di rumah kami, “ ujarnya.

Ibu Kurnia saat ini sedang menyusun sebuah buku dan sudah dihubungi oleh penerbit. “Semoga saya benar-benar bisa menerbitkan buku,” ujarnya.

Penulis : Akhirul Anwar
Editor : Akhirul Anwar
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro