Gedung bertingkat tersamar kabut polusi udara di Jakarta, Senin (8/7/2019). Berdasarkan data Air Quality Index pada Senin (8/7/2019) tingkat polusi udara di Jakarta berada pada angka 154 yang menunjukkan bahwa kualitas udara di Ibu Kota termasuk kategori tidak sehat./ANTARA-M Risyal Hidayat
Health

Inilah Jenis Polutan di Udara yang Berbahaya untuk Kesehatan Paru

Tika Anggreni Purba
Senin, 5 Agustus 2019 - 19:50
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA—Pencemaran atau polusi udara merugikan kesehatan dan lingkungan. Hal ini terjadi karena berbagai partikel polutan yang terhirup saat bernapas memberikan dampak negatif dalam tubuh manusia.

Jamal Zaini, dokter spesialis paru & pernapasan konsultan onkologi paru dan mediastinum RS Pondok Indah-Pondok Indah Jakarta, menjelaskan bahwa ada dua jenis polusi udara, yaitu indoor air pollution dan outdoor/ambient air pollution.

Polusi udara dalam ruang (indoor air pollution) dapat disebabkan oleh asap rokok, dan aktivitas dirumah misalnya di dapur. Sedangkan polusi udara luar ruang (outdoor air pollution) sumber utamanya adalah kendaraan bermotor, industri, serta bencana alam seperti gunung meletus, atau kebakaran hutan.

“Polusi udara bersifat fluktuatif atau variatif setiap saat karena dipengaruhi oleh faktor lingkungan,seperti cuaca, angin, hujan, kelembaban, dan letak geografis,” ujar Jamal. Dia menjelaskan bahwa seturut dengan anjuran World Health Organization (WHO), komponen polutan dalam udara yang paling penting untuk dihindari adalah particulate matter (PM)/materi partikulat, Ozon, NOx, dan SOx.

“Materi partikulat adalah campuran bahan padat dan partikulat cair organik ataupun inorganik yang tersuspensi dalam udara. Komponennya adalah sulfat, nitrat, ammonia, karbon, debu mineral, dan uap air,” tambahnya. Jenis polutan ini diklasifikasi sesuai ukuran yaitu PM 10 (partikel dengan ukuran lebih kecil dari 10 mikron) dan PM 2.5 (partikel dengan ukuran lebih kecil dari 2.5 mikron).

Makin kecil ukuran partikel, maka semakin besar kemungkinannnya dapat masuk ke dalam jaringan paru, dan bahkan dapat masuk ke sirkulasi darah. Makin kecil ukuran partikel, semakin besar potensi kerusakan yang akan ditimbulkan.

Selain itu, komposisi bio-fisik dan kimia partikel juga menentukan potensi kerusakan pada jaringan paru dan jaringan tubuh lainnya. Salah satu partikel yang paling berbahaya adalah Diesel ExhaustParticles (DEP) yang bersifat karsinogenik atau mengandung zat-zat yang berbahaya seperti yangterkandung dalam rokok.

Sementara itu ozon (O3) yang dimaksud adalah ozon pada permukaaan tanah, bukan ozon di atmosfir tinggi. Ozon dapat terbentuk dari reaksi antara polutan seperti oksida nitrogen (NOx) dan Volatile Organic Compounds (VOC) dengan sinar matahari. NOx sebagian besar berasal dari emisi indutri dan kendaraan bermotor.

Ozon dapat memicu asma, mencetuskan inflamasi/peradangan pada saluran napas, dan dalam jangka panjang dapat menurunkan fungsi paru dan menyebabkan kerusakan paru.

Gas buang mesin, emisi kendaraan bermotor, pembangkit listrik merupakan sumber utama NO2. Gas buang pembakaran NO2 dalam konsentrasi tinggi lebih dari 200 μg/m3 dapat menyebabkan inflamasi peradangan pada saluran napas. Gejala bronchitis kronik pada anak dengan asma dinilai terkait dengan pajanan jangka panjang NO2.

Selain itu ada pula SO2 yakni gas tidak berwarna dengan bau menyengat hasil proses pembakaran bahan bakar fosil. Sumber utama polutan ini adalah pembakaran rumah tangga, pembangkit listrik, dan kendaran bermotor.

Polutan ini bersifat iritatif terhadap saluran napas dan mata. “Inflamasi atau peradangan pada saluran napas dapat mencetuskan batuk, sekresi mukus dan asma, dan pada orang yang sensitif/rentan dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi paru,” kata Jamal.
 

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro