Bisnis.com, JAKARTA - Seorang pemuda berusia 19 tahun asal Pennsylvania, Amerika Serikat, menderita kerusakan paru parah karena kebiasaan menggunakan rokok elektrik atau vape.
Metro.co.uk melaporkan, Kamis (19/9/2019), pemuda bernama Anthony Mayo tersebut kesulitan bernapas karena paru-parunya dipenuhi dengan minyak atau cairan vape yang mengeras. Hasil pemeriksaan X-ray menunjukkan paru-paru Mayo terlihat seperti paru-paru perokok berusia 60 tahun yang menghabiskan dua bungkus rokok sehari.
Ayahnya, Kieth Mayo, mengatakan bahwa putranya itu telah melakukan vaping selama kurang lebih 2 tahun dan mencoba berbagai varian rasa, seperti blue raspberry, permen kapas, dan Swedish fish. Putranya juga kandang-kadang mengonsumsi produk vape mengandung THC (sebuah bahan psikoaktif dalam ganja).
Kieth menuturkan putranya mengonsumsi vape dua hingga tiga kali sehari.
Saat ini, Anthony dalam proses pemulihan di Millcreek Community Hospital di mana dokter memberinya 100 persen oksigen untuk bantuan napas dan membantu mengeluarkan minyak dari paru-parunya.
"Mereka memanaskan (campuran oksigen) dan menaruh sedikit uap di dalamnya, sehingga akan masuk ke sana dan mencairkan minyak yang mengeras dan mendorongnya untuk batuk. Beberapa hari pertama dia (Anthony) batuk dan itu berwarna darah, sekarang warnanya cokelat, hijau tua gelap, "kata Kieth.
Baca Juga 5 Cara Mencegah Bau Kaki |
---|
Sementara itu, mengutip Reuters, pejabat kesehatan AS mengatakan bahwa angka kasus penyakit paru-paru terkait vaping meningkat dari 380 kasus pekan lalu, sekarang menjadi 530 kasus.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS telah mengkonfirmasi tujuh orang meninggal karena penyakit terkait vaping. Kematian yang dikonfirmasi dilaporkan terjadi di California, Illinois, Indiana, Kansas, Minnesota, dan Oregon.
Adapun awal pekan ini seorang pria berusia 40 tahun asal Missouri meninggal karena penyakit paru-paru terkait penggunaan rokok elektrik.